Menu

Hati-hati Moms, Ini Bahaya Skoliosis pada Lansia, Kenali Yuk Penyebabnya!

27 Februari 2025 20:43 WIB
Hati-hati Moms, Ini Bahaya Skoliosis pada Lansia, Kenali Yuk Penyebabnya!

Ilustrasi skoliosis. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, mungkin kamu sudah tak asing dengan kelainan bentuk tulang belanang atau dikenal dengan istilah skoliosis. Di mana bentuk tulang belakang melengkung ke samping akibat kelainan tulang belakang. 

Dijelaskan oleh Dr. dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD, skoliosis tak hanya dialami oleh anak-anak dan remaja tapi juga bisa dialami oleh lansia. 

"Skoliosis pada lansia biasanya dikenal sebagai skoliosis degeneratif. Skoliosis degeneratif pada orang tua seringkali disertai dengan gangguan kesetimbangan tubuh baik ke samping maupun ke belakang sehingga tubuh penderita tampak miring ke samping dan bungkuk ke depan," jelas dr. Pjedy. 

"Pada kasus yang berat, skoliosis degeneratif juga disertai dengan pergeseran tulang belakang dan syaraf terjepit. Jika sudah begini, akan mengakibatkan masalah yang lebih serius," sambung dr. Phedy. 

Penyebab skoliosis pada lansia

Pada lansia, skoliosis umumnya terjadi karena faktor berikut:

  • Penuaan diskus dan sendi: Penuaan menyebabkan bantalan antara tulang belakang menipis dan terkadang tidak simetris, sehingga tulang belakang menjadi tidak stabil.
  • Osteoporosis: tulang yang melemah akibat osteoporosis dapat menyebabkan perubahan bentuk dan kemiringan tulang belakang.
  • Artritis tulang belakang: Peradangan pada sendi tulang belakang dapat menyebabkan nyeri dan perubahan bentuk tulang.
  • Cedera atau trauma: Cedera lama atau jatuh dapat berkontribusi terhadap skoliosis degeneratif. 

Gejala skoliosis pada lansia

Gejala skoliosis pada lansia dapat bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Tubuh terlihat semakin miring ke samping atau semakin membungkung
  • Nyeri punggung yang kronis
  • Postur tubuh yang tidak simetris, seperti bahu atau pinggul yang lebih tinggi dari sisi lainnya
  • Terdapat punuk pada punggung bawah
  • Cepat lelah akibat postur tubuh yang tidak seimbang
  • Kesulitan berjalan atau berdiri dalam waktu lama
  • Dalam kasus yang lebih parah, dapat terjadi jepitan syaraf sehingga timbul nyeri ke tungkai, kesemutan, kebas, hingga ke kelemahan. 

Diagnosis skoliosis pada lansia

Untuk menegakkan diagnosis skoliosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Rontgen: Untuk melihat tingkat kelengkungan tulang belakang.
  • MRI atau CT Scan: Untuk mengevaluasi struktur jaringan di sekitar tulang belakang, termasuk saraf dan bantalan tulang.
  • Tes kepadatan tulang: Untuk menentukan apakah osteoporosis berkontribusi terhadap skoliosis. 

Penanganan skoliosis pada lansia

Penanganan skoliosis pada lansia bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan, mengurangi nyeri, memperbaiki mobilitas, dan mencegah progresivitas kelengkungan tulang belakang. Beberapa metode pengobatan yang dapat diterapkan meliputi: 

1. Terapi fisik dan latihan

Latihan fisik dan terapi fisik dapat membantu memperkuat otot penopang tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas. Beberapa latihan yang direkomendasikan antara lain:

  • Latihan peregangan dan yoga
  • Latihan penguatan otot inti dan punggung
  • Latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh 

2. Obat-batan

Penggunaan obat dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan serta untuk mengobati osteoporosis. 

3. Penggunaan penyangga (brace)

Penggunaan brace tidak dianjurkan pada skoliosis degeneratif. Brace hanya diberikan bila terdapat nyeri hebat akut dan hanya boleh dipakai untuk jangka pendek. 

4. Operasi

Operasi diindikasikan bila skoliosis yang dialami mencapat kelengkungan lebih dari 50 derajat. Bila terdapat gangguan kesetimbangan lebih dari 3 cm baik ke depan maupun ke samping yang tidak membaik dengan terapi fisik, operasi dapat dipertimbangkan. Pada kasus yang disertai dengan tulang punggung yang bergeser sehingga menimbulkan jepitan syaraf berat, juga perlu dilakukan operasi. 

Pencegahan skoliosis pada lansia

Meskipun skoliosis degeneratif tidak selalu dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang:

  • Menjaga postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, atau berjalan.
  • Melakukan olahraga secara teratur untuk memperkuat otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas.
  • Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang.
  • Menghindari kebiasaan buruk, seperti membungkuk saat duduk atau membawa beban berat secara berlebihan.
  • Menghindari asap rokok
  • Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk mendeteksi kelainan tulang sejak dini. 

Beauty, skoliosis pada lansia adalah kondisi yang umum terjadi akibat proses penuaan, degenerasi tulang belakang, atau osteoporosis. Meskipun bisa menyebabkan nyeri dan gangguan mobilitas, berbagai metode penanganan seperti terapi fisik, obat-obatan, penggunaan brace, atau operasi dapat membantu mengelola kondisi ini. 

"Pencegahan melalui gaya hidup sehat penting untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mengurangi risiko skoliosis degeneratif," tutup dr. Phedy. Jika Beauty atau orang terdekat mengalami gejala skoliosis, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Dokter Spill Dampak Buruk Skoliosis, Ternyata Bisa Rusak Kesehatan Paru-paru hingga Ginjal Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan