Ilustrasi skoliosis. (Freepik/Edited by HerStory)
Beauty, mungkin kamu sudah tak asing dengan kelainan bentuk tulang belanang atau dikenal dengan istilah skoliosis. Di mana bentuk tulang belakang melengkung ke samping akibat kelainan tulang belakang.
Dijelaskan oleh Dr. dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD, skoliosis tak hanya dialami oleh anak-anak dan remaja tapi juga bisa dialami oleh lansia.
"Skoliosis pada lansia biasanya dikenal sebagai skoliosis degeneratif. Skoliosis degeneratif pada orang tua seringkali disertai dengan gangguan kesetimbangan tubuh baik ke samping maupun ke belakang sehingga tubuh penderita tampak miring ke samping dan bungkuk ke depan," jelas dr. Pjedy.
"Pada kasus yang berat, skoliosis degeneratif juga disertai dengan pergeseran tulang belakang dan syaraf terjepit. Jika sudah begini, akan mengakibatkan masalah yang lebih serius," sambung dr. Phedy.
Pada lansia, skoliosis umumnya terjadi karena faktor berikut:
Gejala skoliosis pada lansia dapat bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi:
Untuk menegakkan diagnosis skoliosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang, seperti:
Penanganan skoliosis pada lansia bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan, mengurangi nyeri, memperbaiki mobilitas, dan mencegah progresivitas kelengkungan tulang belakang. Beberapa metode pengobatan yang dapat diterapkan meliputi:
Latihan fisik dan terapi fisik dapat membantu memperkuat otot penopang tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas. Beberapa latihan yang direkomendasikan antara lain:
Penggunaan obat dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan serta untuk mengobati osteoporosis.
Penggunaan brace tidak dianjurkan pada skoliosis degeneratif. Brace hanya diberikan bila terdapat nyeri hebat akut dan hanya boleh dipakai untuk jangka pendek.
Operasi diindikasikan bila skoliosis yang dialami mencapat kelengkungan lebih dari 50 derajat. Bila terdapat gangguan kesetimbangan lebih dari 3 cm baik ke depan maupun ke samping yang tidak membaik dengan terapi fisik, operasi dapat dipertimbangkan. Pada kasus yang disertai dengan tulang punggung yang bergeser sehingga menimbulkan jepitan syaraf berat, juga perlu dilakukan operasi.
Meskipun skoliosis degeneratif tidak selalu dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang:
Beauty, skoliosis pada lansia adalah kondisi yang umum terjadi akibat proses penuaan, degenerasi tulang belakang, atau osteoporosis. Meskipun bisa menyebabkan nyeri dan gangguan mobilitas, berbagai metode penanganan seperti terapi fisik, obat-obatan, penggunaan brace, atau operasi dapat membantu mengelola kondisi ini.
"Pencegahan melalui gaya hidup sehat penting untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mengurangi risiko skoliosis degeneratif," tutup dr. Phedy. Jika Beauty atau orang terdekat mengalami gejala skoliosis, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.