Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2025 lalu, Komnas Perempuan merilis CATAHU (Catatan Tahunan) 2024 dan mengungkapkan bahwa kekerasan berbasis gender terhadap perempuan meningkat sebanyak 14,17% di tahun 2024.

Diketahui bahwa tema tahun ini adalah “Menata Data, Menajamkan Arah: Refleksi Pendokumentasian dan Tren Kasus Kekerasan terhadap Perempuan 2024”.

Diungkapkan oleh Alimatul Qibtiyah selaku Komisioner Subkomisi Pendidikan Komnas Perempuan bahwa kekerasan berbasis gener mengalami peningkatan.

“Kasus yang tercatat mencapai 330.097, meningkat 14,17 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 289.111 kasus,” jelas Alimatul dilansir dari siaran pers.

Diketahui bahwa di daerah DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah laporan tertinggi yakni 23 kasus baru setelahnya disusul oleh Jawa Barat dan Sumatera Utara.

Olivia Chadidjah Salampessy selaku Wakil Ketua Komnas Perempuan menegaskan bahwa tantangan perempuan yang berkarier di bidang politik adalah budaya patriarki sehingga diskriminasi masih sering dialami.

“Budaya patriarki dan diskriminasi berbasis gender masih menjadi hambatan bagi perempuan dalam politik. Mereka rentan menghadapi ancaman, intimidasi, serta kekerasan selama kontestasi politik,” ujar Olivia.

Kini Komnas Perempuan mendesak peremrintah untuk menerbitkan tiga peraturan untuk menerbitkan tiga aturan yang mendukung pelaksanaan UU TPKS.

Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani juga menekankan pentingnya tata kelola data yang baik untuk menangani kasus.

Baca Juga: Bikin Melongo! Selama 4 Tahun, Komnas Perempuan Terima 16.157 Aduan Kekerasan Terhadap Wanita!