Menu

Waitatiri, Wanita Berdaya Lulusan Harvard Bikin Buku Anak Soal Bullying, Inspiratif Banget!

01 April 2025 22:00 WIB
Waitatiri, Wanita Berdaya Lulusan Harvard Bikin Buku Anak Soal Bullying, Inspiratif Banget!

Waitatiri, penulis buku (Instagram/Waitatiri)

HerStory, Jakarta —

Beauty pasti sudah sadar deh kalau bullying adalah kasus yang hingga kini masih menjamur di masyarakat bahkan menjadi kekhawatiran para orang tua karena bisa saja menjadikan anak sebagai korban.

Rupanya, seorang wanita lulusan Harvard Graduate School of Education juga khawatir dan menyoroti hal tersebut bahkan sampai membuat buku anak tentang bullying setelah mengikuti kelas yang membahas pendidikan dalam situasi ketidakpastian, seperti di daerah perang dan negara krisis.

Sebagai tugas akhirnya, Wai menulis buku dalam dua bahasa (Indonesia & Inggris) berjudul The Missing Colors, yang mendapat respon positif hingga masuk ke website Harvard REACH!

Konon ceritanya, Waitatiri yang menempuh studi S2nya di Harvard Graduate School of Education jurusan Learning Design, Innovation, and Technology ikut kelas yang mempelajari tentang Pendidikan di situasi ketidakpastian seperti anak-anak di daerah perang, megara krisis, hingga pengungsi, dari situ perempuan yang biasa disapa Wai ini mengambil masalah tentang bully di Indonesia.

Menurutnya, hingga kini bullying masih menjadi kasus di Indonesia bahkan banyak anak-anak korban bully yang berujung mengalami cacat berat, cacat permanen hingga meninggal dunia.

Alhasil, untuk tugas akhirnya ia menerbitkan buku anak yang berjudul The Missing Colors (warna yang Hilang) dalam dua Bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris.

Karena mendapat respon baik, Wai diminta untuk menceritakan proses pembuatan bukunya bahkan para dosen meminta buku tersebut dimasukan ke website Harvard REACH.

Diketahuilah bahwa saat membuat buku tersebut, Wei awalnya melakukan pengajuan, riset, wawancara, penulisan hingga pembuatan ilustrasi membutuhkan Waktu kurang lebih 3 bulan bahkan dibantu pula dengan dosen dan teman sekelasnya dalam prose pembuatan.

Buku The Missing Colors yang mengangkat tema tentang praktik bullying di sekolah ini dapat membantu anak untuk lebih berempati kepada korban dan mengerti bahwa masih ada harapan masa depan yang baik untuk korban.

Penggunaan metafora warna dan pengembangan karakter tokoh Utama juga dapat membantu anak untuk mengenal emosi yang dirasakan.

Baca Juga: DBS Foundation Berdayakan 80.000 Wanita Rentan di Kalimantan Barat Tingkatkan Inklusi Keuangan Bersama The Asia Foundation

Baca Juga: Cerita Putri Kusuma Wardani yang Menjadi Perempuan Indonesia Pertama yang Juarai Korean Masters

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan