Ilustrasi wanita karier mengalami stres. (Freepik/Edited By HerStory)
Beauty, jika dalam sebuah keluarga, ada sosok ibu, istri, atau anak perempuan yang bukan hanya mengurus rumah, tapi juga menjadi sumber utama pendapatan keluarga, dialah yang disebut sebagai female breadwinner.
Istilah itu merujuk pada perempuan pencari nafkah utama dalam rumah tangga. Peran ini bisa berarti satu-satunya penyokong ekonomi, atau setidaknya pemberi kontribusi terbesar dalam pemasukan keluarga.
Mengutip dari laporan BPS, fenomena female breadwinners bukan lagi hal langka. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sekitar 42% ibu berperan sebagai tulang punggung ekonomi keluarga. Ini bukan hanya karena mereka "harus", tetapi juga karena mereka "bisa". Tingkat pendidikan perempuan yang semakin tinggi, perubahan pola keluarga, dan tuntutan ekonomi membuat peran ini kian relevan. Namun, di balik kekuatan itu, ada tantangan yang tak sedikit, mulai dari tekanan sosial, ekspektasi gender, sampai beban ganda antara karier dan pekerjaan rumah tangga.
Beauty, ternyata setiap negara punya ceritanya sendiri soal perempuan pencari nafkah.
Di tahun 2024, data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menunjukkan bahwa sekitar 14,37% pekerja perempuan di Indonesia adalah female breadwinners. Artinya, satu dari sepuluh pekerja perempuan di negeri ini adalah penopang utama ekonomi keluarga. Ini adalah angka yang cukup besar, mengingat tantangan budaya dan struktural yang masih kuat di masyarakat kita.
Mereka datang dari berbagai latar belakang, ada yang memang menjadi satu-satunya pencari nafkah karena situasi, ada pula yang menjadi kontributor pendapatan terbesar karena keahlian dan peluang kerja yang mereka miliki.
Menjadi female breadwinner bukan sekadar soal penghasilan. Ini tentang kekuatan, ketangguhan, dan kemampuan perempuan dalam mengelola peran ganda, yaitu sebagai profesional dan pengelola rumah tangga. Namun, ini juga soal keadilan. Kita masih perlu sistem pendukung yang lebih kuat, mulai dari kebijakan ramah gender, akses pendidikan dan pekerjaan yang merata, serta budaya yang lebih menghargai kontribusi perempuan di semua lini kehidupan.
Female breadwinners bukan sekadar fenomena. Mereka adalah wajah dari perubahan sosial yang sedang berlangsung. Perempuan tak lagi hanya "membantu" ekonomi keluarga, kini mereka menjalankan roda ekonomi itu.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.