Menu

Sebut Kekerasan pada Perempuan dalam Kondisi Darurat, Menteri PPPA Harap Semua Pihak Bisa Bersinergi Ciptakan Ruang Aman

15 April 2025 15:31 WIB
Sebut Kekerasan pada Perempuan dalam Kondisi Darurat, Menteri PPPA Harap Semua Pihak Bisa Bersinergi Ciptakan Ruang Aman

Arifatul Choiri Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (istimewa)

HerStory, Jakarta —

Beauty, kamu harus tahu jika kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Indonesia sudah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Dalam situasi darurat ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, mengungkapkan keprihatinannya dan menegaskan bahwa perlu adanya kerja sama dari semua pihak untuk mengatasi permasalahan ini.

“Kekerasan pada perempuan dan anak-anak saat ini sudah dalam kondisi darurat dan ini jadi pekerjaan besar kita semua,” kata Menteri Arifatul saat membuka acara Women Empowerment Conference 2025 seperti dikutip dari pemberitaan Investor Daily. 

Pernyataan ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah kekerasan yang kian meresahkan.

Menteri Arifatul pun menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Menurutnya, Kementerian PPPA tidak dapat bekerja sendiri dalam memerangi kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Oleh karena itu, mereka tengah membangun Ruang Bersama Indonesia di tingkat desa, sebagai wadah untuk bersama-sama memberdayakan perempuan dan melindungi anak-anak Indonesia.

“Perempuan berdaya, anak terlindungi, demi menuju Indonesia emas,” ujar Arifatul.

Seruan ini bukan hanya berbicara tentang pentingnya pemberdayaan perempuan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan.

Di acara yang sama, Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia, Putri Kus Wisnu Wardani, juga menyoroti peran penting perempuan dalam pembangunan Indonesia. Dengan jumlah populasi perempuan mencapai 49,53% atau sekitar 137 juta jiwa, perempuan memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap kemajuan bangsa.

Menurut Putri Kus, meskipun ada peningkatan pada indeks pembangunan gender, yakni mencapai rata-rata 92i sumber daya ekonomi, masih ada tantangan besar yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah rendahnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja. “Partisipasi angka kerja Indonesia masih rendah, baru 40%, bandingkan dengan yang tertinggi Kamboja 78 Singapura 62%,” ujar Putri Kus.

Selain itu, keterwakilan perempuan di politik Indonesia juga masih jauh dari ideal. Meskipun ada kuota 30% untuk perempuan di parlemen, saat ini keterwakilan perempuan di DPR baru mencapai 21,9%. Ini masih jauh dari target yang diharapkan.

Dalam acara yang sama Kusuma Ida Anjani, Direktur PT Mustika Ratu Tbk (MRAT), turut menegaskan komitmen perusahaan dalam memberdayakan perempuan Indonesia. Menurut Kusuma, Women Empowerment Conference 2025 merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Mustika Ratu untuk berperan dalam perubahan sosial, sejalan dengan nilai-nilai perjuangan pendiri perusahaan, almarhumah Ibu DR. BRA Mooryati Soedibyo.

“Mustika Ratu tidak hanya berkomitmen pada industri kecantikan, tetapi juga bertekad menjadi bagian dari perubahan sosial yang lebih besar melalui pemberdayaan perempuan,” ungkap Kusuma.

Dalam penjelasannya, Kusuma menyebutkan jika Mustika Ratu telah menginisiasi berbagai pelatihan keterampilan di berbagai daerah dengan fokus pada peningkatan kapasitas perempuan, khususnya di sektor UMKM. Ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengintegrasikan nilai sosial dalam praktik bisnis mereka.

“Women Empowerment Conference 2025 menjadi refleksi dari misi Mustika Ratu untuk terus mendorong kesetaraan gender dan akses perempuan terhadap sumber daya, pengetahuan, serta jaringan yang lebih luas,” tandas Kusuma.

Dengan semakin banyaknya inisiatif seperti ini, diharapkan perempuan Indonesia semakin diberdayakan, tidak hanya dalam sektor ekonomi tetapi juga dalam kehidupan politik dan sosial. Melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih aman dan inklusif bagi perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Menteri PPPA Arifah Fauzi ingin Calon Pengantin Dapat Bimbingan Perkawinan, Ini Manfaatnya...

Baca Juga: Menteri PPPA Dukung Program Cek Kesehatan Gratis, Ajak Perempuan Jadi Penggerak Kesadaran Kesehatan di Keluarga

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan