Ilustrasi sedang bekerja (Freepik/Edited by HerStory)
Beauty, peran perempuan dalam perekonomian di Indonesia makin diperhatikan. Hal itu bisa terlihat ketika Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Rusmin Amin mengungkapkan komitmen Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkuat peran perempuan dalam perekonomian dan perdagangan pada Gambir TradeTalk (GTT) #18 yang digelar secara hibrida di DoubleTree by Hilton Hotel Jakarta pada hari ini, Kamis (24/4/2025).
Dalam acara yang mengusung tema "Pemberdayaan Perempuan untuk Mendukung Peningkatan Perdagangan", Rusmin mengatakan Kemendag berkomitmen memperkuat peran perempuan melalui reformasi kebijakan perdagangan, peningkatan representasi dalam kepemimpinan, perluasan akses finansial, dan pelatihan berbasis digital.
Tak hanya itu, Kemendag juga melibatkan asosiasi perempuan dalam konsultasi kebijakan dan mendorong manajemen berbasis talenta yang lebih inklusif terhadap.
"Peran perempuan perlu diperkuat dengan reformasi kebijakan perdagangan. Sebaliknya, konsultasi kebijakanjuga perlu melibatkan asosiasi perempuan. Tidak mudah membangun ekosistem yang setara, tapi bisa dilakukan. Mari kita terus menyalakan harapan dalam semangat Hari Kartini yang baru saja kita peringati," jelas Rusmin, dikutip dari siaran pers Kemendag, Sabtu (26/4).
Saat ini, Kementerian Perdagangan mendorong strategi “UMKM BISA Ekspor” melalui dua pendekatan. Berani inovasi dengan memanfaatkan teknologi, kreativitas, dan promosi; serta siap adaptasi terhadap tren pasar, regulasi, dan potensi pasar ekspor.
Di samping itu, Kementerian Perdagangan siap berkolaborasi dan berinovasi dalam mendorong pemberdayaan perempuan sebagai bagian penting dari pertumbuhan ekonomi dan perdagangan Indonesia.
"Mengutip pesan yang disampaikan Ibu Kartini, 'Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.' Perempuan Indonesia adalah perempuan yang berani inovasi dan siap adaptasi," imbuh Rusmin.
Kementerian Perdagangan bersama International Trade Centre (ITC) telah melakukan pemetaan SheTrades Outlook Indonesia untuk mengidentifikasi kebijakan, undang-undang, dan program yang mendorong partisipasi perempuan dalam perekonomian dan perdagangan. Hal ini bertujuan mendorong peran perempuan dalam sektor perdagangan.
Pemetaan ini menilai enam pilar, yaitu kebijakan perdagangan, lingkungan bisnis, kerangka hukum dan regulasi, akses keterampilan, akses keuangan, serta pekerjaan dan masyarakat. Hasil pemetaan menunjukkan, masih diperlukan dorongan lebih pemberdayaan perempuan pada aspek kebijakan perdagangan.
Rusmin menekankan kaitannya dengan hasil pemetaan, pentingnya pemilahan data perdagangan berbasis gender perlu menjadi perhatian khusus. Mengingat hal ini penting untuk merumuskan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan perempuan pelaku usaha.
Selain persoalan struktural seperti kebijakan dan data, para perempuan pelaku usaha juga menghadapi berbagai tantangan seperti peran ganda yang dijalankan, akses terbatas ke pelatihan dan teknologi, hambatan pendanaan, ketergantungan dalam pengambilan keputusan, jebakan skala usaha kecil, serta pencatatan keuangan yang belum tertib.
Di tengah dinamika geopolitik dan ketidakpastian global, ekonomi Indonesia masih tumbuh secara positif. Bahkan, lembaga internasional seperti Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di kisaran 4,9-5,1 persen hingga 2026.
Rusmin menuturkan, salah satu modal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kontribusi dan kualitas sumber daya manusia. Dalam konteks ini, perempuan memiliki peran strategis mengingat jumlahnya hampir 50 persen dari total penduduk Indonesia. Meski demikian, tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih pada kisaran 53 persen.
"Peran strategis perempuan ditunjukkan melalui kontribusi mereka yang makin signifikan dalam sektor ekonomi. Hal ini khususnya melalui peran aktif perempuan dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," lanjut Rusmin.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM dengan estimasi potensi nilai bisnis yang dapat mencapai USD 135 miliar pada 2025. Dari total jumlah UMKM tersebut, sekitar 64,5 persen dikelola perempuan. Dominasi peran perempuan terlihat pada sektor-sektor seperti fesyen, kuliner, kecantikan, dan kerajinan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.