Pendidikan anak (istimewa)
Beauty, kamu pasti sering mendengar soal gelombang PHK yang terus terjadi di tahun 2025 ini.
Di balik gelombang PHK yang menimpa banyak anak muda Gen Z di Indonesia, tersimpan masalah yang lebih mendalam — bukan sekadar soal minimnya lapangan kerja, tapi karena lemahnya keterampilan hidup (soft skills) yang kini semakin dibutuhkan di dunia kerja.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 9,9 juta Gen Z usia 15–24 tahun saat ini belum memiliki pekerjaan. Bappenas juga mencatat, salah satu penyebab tingginya angka ini adalah lemahnya kemampuan interpersonal. Hal ini diperkuat oleh survei Intelligent tahun 2024 yang menyebutkan alasan utama kegagalan karyawan baru di tempat kerja: kurang motivasi (50%), sikap tidak profesional (46%), kemampuan komunikasi yang lemah (39%), dan kesulitan menerima masukan (38%).
Ternyata, banyak orang tua milenial di Indonesia sudah menyadari hal ini. Survei dari HP Indonesia menunjukkan bahwa 97% orang tua milenial ingin anaknya mendapat pendidikan yang seimbang — tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga punya keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan kreativitas. Di sinilah Algonova Indonesia hadir — sebagai tempat belajar yang tidak hanya mengajarkan coding, tapi juga membangun kepercayaan diri anak.
Program Algonova mengajak anak belajar lewat proyek-proyek nyata. Saat membuat game, animasi, atau aplikasi sederhana, mereka juga belajar berpikir, menyelesaikan masalah, menyampaikan ide, dan kerja tim. Jadi anak tidak hanya makin pintar, tapi juga jadi lebih percaya diri, punya empati, dan semangat ingin tahu.
Bagi Rina (38), salah satu ibu dari Surabaya, perubahan anaknya sangat terasa. “Anak saya dulu pemalu dan nggak suka ngobrol sama orang baru. Tapi sejak ikut kelas coding di Algonova, dia jadi lebih terbuka dan percaya diri. Bahkan sekarang suka presentasiin hasil proyeknya ke keluarga!”
Belajarnya pun fleksibel karena bisa dilakukan online, jadi anak-anak dari berbagai kota di Indonesia bisa ikut. Ada juga fitur sosial di platformnya, tempat anak-anak bisa berbagi hasil karya, mendapat feedback positif terkait karya mereka, dan dapat bekerja sama dengan teman dari berbagai daerah lain bahkan secara global.
“Kami tidak hanya mengajarkan teknologi saja, tapi juga ikut membantu membentuk karakter anak,” tambah Taufiq. “Inilah cara kami menyiapkan anak-anak untuk masa depan, bukan hanya untuk terampil secara akademik saja.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.