Ilustrasi kolesterol tinggi. (Pinterest/Edited by HerStory)
Beauty, tahu kah kamu, kolesterol tak hanya mengintai orang dewasa saja, tetapi juga usia muda lho. Umumnya kolesterol tinggi disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola makan yang tak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas hingga genetik.
Lantas, apa yang tubuh rasakan saat kolesterol tinggi? Seringkali, kolesterol tinggi tak memiliki gejala khusus. Namun, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti nyeri dada, sesak napas, kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri leher.
Jika dibiarkan, kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan masalah kesehatan lainnya Beauty. Demi meminimalisir tingginya kadar kolesterol masyarakat, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengajak masyarakat untuk tanggap terhadap dampak kolesterol yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Dislipidemia atau ketidakseimbangan kadar lipid (kolesterol) dalam darah merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, prevalensi dislipidemia menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. Kalbe memperhatikannya dan berupaya mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan mengadakan edukasi kesehatan kardiovaskular, terutama kolesterol tinggi.
“Kalbe mengusung edukasi kesehatan bertema “Love The Beat: Dampak Kolesterol terhadap Kualitas Hidup” yang diadakan di rumah sakit maupun perkantoran. Ini merupakan bentuk inisiatif dan komitmen Kalbe dalam turut serta mengatasi permasalahan kesehatan kardiovaskular, terutama kolesterol tinggi di Indonesia, demi meningkatkan kualitas hidup pasien. Kegiatan ini juga sejalan dengan misi Kalbe yaitu meningkatkan kualitas kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik,” ujar Group Marketing Head PT Kalbe Farma Tbk, apt. Maria Stefanie, M.M. dalam Kalbe Academia for Media di Siloam Hospitals Lippo Village.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kemenkes tahun 2023, prevalensi kadar kolesterol total tinggi pada usia 15—24 tahun mencapai 7,8 persen. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun usia muda biasanya identik dengan kondisi kesehatan yang baik, ternyata banyak individu dalam kelompok ini memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Tak hanya itu, prevalensi kadar kolesterol tinggi juga tercatat semakin meningkat pada rentang usia di atas 24 tahun. Dalam hal ini, seiring bertambahnya usia maka risiko penyakit kardiovaskular semakin meningkat.
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kemenkes tahun 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5 persen pada penduduk semua usia. Hal tersebut berarti bahwa di antara 100 orang penduduk semua usia, sebanyak 1,5-nya menderita penyakit jantung.
Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia berdasarkan estimasi jumlah pada jenis kelamin, yakni sekitar 352.618 orang laki-laki dan 442.674 pada perempuan. Berdasarkan usia, prevalensi tertinggi yaitu pada populasi usia 65—74 tahun (3,6 persen) yang berarti bahwa di antara 100 orang, sebanyak 3,6-nya menderita PJK.
“Pola hidup tidak sehat yang banyak dijumpai pada masyarakat perkotaan, khususnya kalangan pekerja kantoran, merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh. Gaya hidup sedentari, yakni ketika seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di depan komputer dengan minim aktivitas fisik, berkontribusi besar terhadap penumpukan lemak jahat (LDL),” tutur Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Nicolaus Novian Dwiya Wahjoepramono, MRes., Sp.JP.
Selain itu, kata dr. Nico, ada sejumlah kebiasaan yang dapat memperburuk kondisi metabolik. Di antaranya, mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh dan rendah serat, minuman manis, serta melewatkan sarapan sehat.
Tak sedikit pekerja kantoran yang mengalami stres kronis, merokok, dan kurang tidur. Semua faktor ini berkaitan erat dengan peningkatan risiko hiperkolesterolemia, yang jika dibiarkan berisiko memicu gangguan kardiovaskular serius, seperti serangan jantung atau stroke pada usia produktif.
“Pada kasus kolesterol tinggi, penggunaan obat-obatan seperti golongan statin terkadang diperlukan untuk membantu penurunan kolesterol dalam darah. Di sisi lain, perubahan gaya hidup merupakan hal yang harus dilakukan pasien dengan kolesterol tinggi, seperti memilih makanan yang rendah lemak jenuh, olahraga rutin setidaknya 150 menit dalam seminggu, dan menghindari rokok maupun alkohol. Melakukan skrining kolesterol rutin setidaknya dua bulan sekali juga penting untuk dilakukan. Hal ini untuk mencegah kondisi kolesterol tinggi yang tidak diketahui,” jelas dr. Nico.
Selaras dengan paparan dr. Nico terkait pentingnya melakukan skrining kolesterol, Kalbe mengajak masyarakat untuk melakukan skrining secara rutin sedini mungkin. Apalagi usia muda juga berisiko mengalami kolesterol tinggi dengan berbagai gaya hidup yang dijalankan. Kalbe juga memberikan skrining kolesterol gratis untuk masyarakat.
“Kalbe dengan gerakan Love The Beat juga mengadakan skrining kolesterol total dan LDL secara gratis. Hal ini untuk menggaungkan pentingnya skrining kolesterol berkala bagi kesehatan. Tersedia juga konsultasi secara gratis dengan dokter agar masyarakat dapat lebih mengerti kondisi kesehatannya. Bagi masyarakat atau pasien yang ternyata memiliki kolesterol LDL tinggi, Kalbe juga menyediakan berbagai obat statin yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Terdapat juga produk suplemen untuk menjaga kesehatan jantung,” kata Group Product Manager PT Kalbe Farma Tbk, apt. Tekla Rosa Oktivia.
Sementara itu, Kalbe telah bekerja sama dengan Siloam Hospitals untuk mengadakan kegiatan Love The Beat di beberapa unit Rumah Sakit Siloam, salah satunya Siloam Hospitals Lippo Village.
Kalbe juga bekerja sama dengan beberapa perkantoran di Jabodetabek untuk melaksanakan kegiatan Love The Beat secara office to office, untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan kardiovaskular di kalangan pekerja kantoran.
Inisiatif ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kepedulian para pekerja kantoran untuk memperhatikan kesehatan kardiovaskular. Apalagi banyak pekerja kantoran yang memiliki angka kolesterol tinggi karena sedentary lifestyle dan pola makan yang kurang sehat.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.