A Holistic Perspective: An exploration on redefining beauty and its connection to wellness (istimewa)
Konsep kecantikan kini bergerak melampaui kulit mulus dan tubuh langsing. Dalam talkshow Beauty Dialogue bertajuk “A Holistic Perspective: An Exploration on Redefining Beauty and Its Connection to Wellness”, para narasumber menyoroti pentingnya pendekatan holistik yang menggabungkan pola makan sehat, kesehatan mental, dan penerimaan diri sebagai definisi baru dari “cantik”.
Sutamara Lasurdi Noor, Koordinator Food Culture Alliance Indonesia, menyebut bahwa gaya hidup masyarakat yang masih bergantung pada makanan ultra-proses bertolak belakang dengan keinginan tampil cantik lho, Beauty.
“Kita rela keluarkan uang untuk skincare mahal, tapi tetap konsumsi UPF yang bisa merusak kesehatan dan mempercepat penuaan kulit. Ini paradoks,” ujarnya saat membuka diskusi yang digelar Komunitas Eathink bersama Food Culture Alliance Indonesia di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
Di sisi lain, Puji Maharani, pengamat tren perempuan, menyoroti dampak standar kecantikan konvensional terhadap tekanan sosial.
“Dulu cantik itu harus kuning langsat, rambut panjang, tubuh tinggi semampai. Padahal perempuan Indonesia punya bentuk tubuh dan warna kulit yang sangat beragam,” jelasnya.
Dampak dari tekanan ini salah satunya dialami hybrid influencer Bia Dai, yang pernah mengalami eating disorder.
“Dulu aku sempat naik hampir 40 kg karena eating disorder. Pola makanku berantakan. Setelah belajar mengenali tubuhku sendiri dan memperbaiki gaya hidup, berat badan turun 30 kg,” ujarnya.
“Meski kerjaanku promosi produk, aku sekarang tahu apa yang tubuhku butuhkan. Aku nggak gampang kemakan iklan,” tambahnya.
Puji menambahkan bahwa kini semakin banyak perempuan yang mulai tampil natural.
“Kini banyak perempuan yang percaya diri tampil natural. Kulit bertekstur? Nggak apa-apa. Selfie tanpa makeup? Boleh banget. Yang penting jujur dengan diri sendiri,” katanya.
Ia menegaskan, “Cantik itu tentang conscious of function. Kita harus tahu apa yang kita mau dan butuhkan. Dari situ, kita bisa lebih menghargai tubuh kita sendiri.”
Dari sudut pandang nutrisi, Feni Sulistiani, S.Gz, menegaskan bahwa kecantikan sejati berasal dari makanan sehat yang dikonsumsi.
“Cantik itu sehat. Apa yang kita makan, itu yang membentuk kulit dan tubuh kita. Sayangnya, masih banyak yang lebih rela beli skincare mahal, tapi pelit untuk beli makanan sehat,” ujarnya.
“Skincare bisa memberi efek cepat, tapi makanan sehat adalah investasi jangka panjang untuk kulit glowing alami,” tambahnya.
Sedangkan, Grace Sita Betania dari The Body Shop Indonesia menyimpulkan bahwa standar kecantikan sudah mulai bergeser ke arah yang lebih inklusif.
“Dulu kulit putih dianggap ideal. Tapi sekarang, menjadi versi terbaik dari diri sendiri itu sudah cukup. Nggak perlu sempurna,” ujarnya.
Pendekatan kecantikan holistik kini menjadi refleksi dari nilai hidup modern yang lebih sadar, sehat, dan berkelanjutan. Kecantikan bukan lagi tujuan, melainkan perjalanan yang selaras antara tubuh, pikiran, dan apa yang kita makan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.