Menu

BINUS UNIVERSITY Dorong Revolusi Pendidikan 2045, AI dan Pendidik Bersatu Mendesain Masa Depan

05 Juli 2025 16:37 WIB
BINUS UNIVERSITY Dorong Revolusi Pendidikan 2045, AI dan Pendidik Bersatu Mendesain Masa Depan

Sumber konten: istimewa

HerStory, Jakarta —

Di era yang serba canggih seperti saat ini, tentu Beauty sudah tak asing lagi dengan kecerdasan buatan atau AI bukan? Di mana AI bisa meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pengambilan keputusan. Selain itu, AI juga berperan dalam otomatisasi tugas, pengembangan solusi inovatif, dan personalisasi pengalaman penggunanya.

Nah Beauty, dalam rangka Dies Natalis ke-44, Dewan Guru Besar BINUS University (DGB BINUS) menyoroti pentingnya revolusi pendidikan Indonesia menuju tahun 2045. Visi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi keempat dunia pada 2045, 100 tahun kemerdekaan, membutuhkan sistem pendidikan yang berani dan visioner, bukan sekadar mencetak lulusan.

Saat ini ketimpangan mutu pendidikan antarwilayah masih nyata, beban administratif guru belum berkurang, dan kurikulum sering tertinggal dari perubahan zaman. Kecerdasan buatan (AI), yang telah mengubah wajah industri global, belum terintegrasi secara bermakna dalam ruang kelas kita. 

Padahal, ini adalah momentum emas untuk lompatan sejarah, bukan sekadar perbaikan, melainkan revolusi pendidikan berbasis AI. Peran AI di sekolah masa depan adalah sebagai asisten cerdas yang membuat guru lebih manusiawi, mampu menyesuaikan materi dengan gaya belajar siswa, menganalisis progres belajar, dan memberikan umpan balik personal. 

Namun, nilai, empati, dan imajinasi tetap hanya mampu ditumbuhkan oleh guru. Di era AI, guru bukan lagi sekadar penyampai pengetahuan, melainkan arsitek dalam mewujudkan pengalaman belajar. Model pendidikan masa depan bukan manusia versus mesin, tetapi manusia bersama mesin. 

Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, DGB BINUS merekomendasikan lima pilar strategis yang harus dimulai hari ini:

  • Kurikulum Visioner, artinya literasi AI, etika digital, dan keterampilan abad ke-21 harus menjadi budaya belajar sejak dini;
  • Guru sebagai Arsitek Pembelajaran AI, artinya mindset baru harus dibentuk dengan adanya pelatihan baru sehingga keahlian yang dimiliki tak hanya teknis;
  • Infrastruktur Cerdas dan Merata, artinya mewujudkan konektivitas dan cloud learning sebagai hak dasar seluruh siswa Indonesia;
  • Pembelajaran Ko-Kreatif Manusia-AI, menekankan pada model integrated learning yang memadukan kecerdasan manusia dan mesin sebagai fondasi utama;
  • Kebijakan Etis dan Adaptif, yakni ketika regulasi pendidikan harus fleksibel, etis, dan berpihak pada perlindungan data serta nilai kemanusiaan.

Sekolah bukan hanya bertujuan untuk mencetak siswa yang patuh pada sistem, tapi manusia yang bisa menciptakan sistem baru. Indonesia tak akan kalah oleh AI, tapi bisa tertinggal jika tak siap hidup dan bekerja berdampingan dengannya.

Baca Juga: Binus Alam Sutera Gandeng Museum of Toys Hadirkan Local Brand Festival yang Siap Manjakan Mata dan Lidah Beauty

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan