Ilustrasi Petisi Karena COVID-19, Bebaskan Biaya Kuliah dan Tugas Akhir Bagi Mahasiswa.(change.org/Edited by HerStory)
Di tengah pandemi virus Corona yang mewabah di Indonesia saat ini, beberapa waktu lalu Pemerintah telah memutuskan bahwasannya Ujian Nasional (UN) di tingkat SMA untuk tahun ini dihapus atau ditiadakan. Melihat keputusan tersebut, kini para mahasiswa tingkat akhir juga ikut menuntut agar skripsi atau tugas akhir yang menjadi syarat dan kewajiban untuk kelulusan dihapuskan.
Saat ini tengah viral belasan ribu orang menandatangani petisi yang menuntut penghapusan kewajiban skripsi bagi mahasiswa terkait risiko penularan virus Corona. Per Kamis (02/04/2020) pukul 01.43 WIB, jumlah penandatanganan petisi di situs Change.org itu telah mencapai 39.131 orang. Dalam petisi yang meminta untuk dihapuskan atau diterbitkan kebijakan pengganti penyelesaian skripsi tersebut, tertulis bahwa para mahasiswa beralasan bahwa pandemi COVID-19 telah membuat situasi dan kondisi yang menyulitkan untuk melakukan penelitian dan mengerjakan skripsi atau tugas akhir.
Baca Juga: Kamu Habis Belanja dari Supermarket? Ini Tips Bersikan Belanjaan di Tengah Pandemi Virus Corona
Sebenarnya kurang setuju kalau skripsi ditiadakan, hanya saja beri kami waktu satu semester lagi tanpa membayar ukt, karena bimbingan online sangat tidak membantu
— Bebekkuning? (@bellanomnom) March 27, 2020
Kemendikbud: Polemik mahasiswa semester akhir - Tandatangani Petisi! https://t.co/QRL1Yck5In lewat @ChangeOrg_ID
Dengan adanya pandemi virus Corona membuat para mahasiswa tingkat akhir tidak bisa melakukan penelitian di lapangan dan bimbingan pun kerap terganggu karena adanya himbauan physical distancing. Kendala lain yang dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir juga terkait belajar online seperti biaya untuk kuota dan kekuatan jaringan internet juga dinilai menghambat proses penyusunan skripsi.
Para mahasiswa juga meminta agar biaya kuliah untuk dibebaskan. Nyatanya di tengah masa perekonomian yang tidak stabil ini, para mahasiswa merasa biaya kuliah akan menambah beban pada orang tua, terlebih jika masuk golongan Uang Kuliah Tunggal 3 hingga 5. Yang ditakutkan adalah di masa yang sulit ini, penyelesaian skripsi atau tugas akhir mereka tertunda sehingga terpaksa harus membayar biaya karena memperpanjang ke semester depan.
"UN 2020 ditiadakan, sedangkan skripsi tidak. padahal, risiko tertu;ar saat ngerjain skripsi bisa 5x lebih besar dari UN. bayangin, mahasiswa butuh referensi, harus ke perpustakaan, ke toko buku, konsultasi, meneliti, berinteraksi dengan hal-hal yang teliti" tulis akun @UJunami di twitter.
Baca Juga: Mengapa Laki-Laki Lebih Berisiko Terpapar Virus Corona daripada Wanita? Ini Kata Ahli
Jadi, gimana pendapatmu mengenai hal ini Beauty? Yuk share di kolom komentar!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.