Hubungan sehat enggak hanya harus terjadi dalam hubungan suami-istri, dalam keluarga, hubungan yang sehat harus mencakup ke seluruh anggota di dalam keluarga termasuk hubungan anak dengan orang tua. 

Untuk menciptakan hubungan baik dan sehat antara orang tua dengan anak, Moms bisa belajar dari mengakui kesalahan. Penerapan tiga kata sakti, tolong, maaf dan terima kasih juga penting untuk selalu diterapkan.

Mungkin kata 'tolong' dan 'terima kasih' lebih mudah diucapkan. Tetapi 'maaf' akan lebih sulit terucap oleh orang tua yang melakukan kesalahan kepada anaknnya. Parahnya lagi jika orang tua menganggap kesalahannya sepele dan enggak perlu meminta maaf karena orang tua selalu benar.

Di sisi lain, orang tua yang selalu meminta maaf akan membuat dirinya dicap jelek oleh anak karena terlihat terlalu sering berbuat salah dan malah jadi menyepelekan sesuatu akan selesai hanya karena meminta maaf.

Lalu, seberapa sering sebenarnya orang tua boleh meminta maaf kepada anak? 

Menurut Untung Subroto dilansir dari kanal YouTube Tanam Benih Foundation, orang tua boleh saja meminta maaf ketika ia merasa salah dan kesalahan tersebut cukup fatal. Orang tua boleh untuk berkata maaf jika ia merasa enggak bisa memenuhi ekspetasi anak dan hal tersebut bisa sampai menganggu psikologi anak.

Waktu yang pas untuk meminta maaf adalah ketika saat itu juga, di tempat kejadian perkara meskipun terjadi di luar rumah. Permintaan maaf yang cepat dilakukan akan mengurangi emosi yang ada di diri anak mau pun orang tua.

Apa jadinya jika orang tua meminta maaf namun anak enggak mengindahkan permintaan maaf tersebut? Sabar dan jangan marah. Beri anak waktu dan meminta maaf di kemudian hari. Jangan sampai terpancing emosi. Tunjukan kepada anak bahwa kamu memang sunggh-sungguh dalam meminta maaf dan ingin permasalahan yang ada di antara kalian terselesaikan dengan kepala dingin.