Nagita Slavina. (Instagram/rafiinagita1717)
Kebahagiaan tengah menyelimuti pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Setelah penantian panjang, akhirnya Nagita telah mengandung anak keduanya.
Berdasarkan penuturan sang suami, saat hamil anak keduanya wanita yang akrab disapa Gigi menjadi lebih mudah menangis, misalnya ketika membaca doa dan ucapan dari kerabat serta para penggemarnya.
"Bu BOSMIL lagi hamil bawaannya sensitif banget hatinya. Ini ceritanya lagi ngeliatin ucapan banyak banget yang ngedoain Bu BOSMIL karena sedang mengandung adiknya Rafathar, sampe terharu,” tulis Raffi di instagram.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Raffi Ahmad and Nagita Slavina (@raffinagita1717)
Banyak ibu hamil yang merasa senasib dengan Gigi ketika hamil menjadi mudah meneteskan air mata serta jadi lebih sensitif. Mengapa bisa begitu ya?
Seperti diketahui bahwa kehamilan membawa beberapa perubahan baik fisik maupun mental seorang wanita. Perubahan hormon saat hamil dapat menyebabkan perubahan bahan kimia otak yang mengatur suasana hati. Beberapa ibu hamil alias bumil mengalami perubahan emosi mulai dari rasa bahagia hingga kesedihan dalam satu waktu. Dan ini wajar terjadi selama masa kehamilan.
Meski dikatakan normal, ada baiknya memahami alasan mengapa masa kehamilan bisa membuat bumil menjadi mudah menangis. Kehamilan di trimester pertama membuat tubuh mengalami perubahan sekresi hormon. Melansir laman Healthline (20/4/2021) kadar estrogen dan progesteron yang lebih tinggi selama trimester pertama tampaknya bertanggung jawab atas beberapa perubahan suasana hati, yang ditandai dengan perasaan mudah tersinggung dan sedih.
Selain itu, bumil juga merasa khawatir dan takut akan sesuatu yang terjadi pada sang jabang bayi. Kombinasi perasaan bahagia yang ekstrim hingga kecemasan ini membuat bumil menjadi lebih sensitif dan mudah menangis.
Pergeseran hormonal dapat berlanjut hingga trimester kedua dan ketiga. Itu berarti, bumil bisa jadi masih merasa sensitif dan mudah menangis hingga trimester dua dan tiga. Tubuh berubah dengan cepat yang juga dapat meningkatkan tingkat kecemasan. Akibatnya beberapa bumil mungkin merasa lebih gelisah pada trimester kedua. Stres dan frustrasi itu juga bisa memicu perasaan sedih hingga menangis.
Perubahan hormon yang membuat bumil menjadi sensitif dan mudah menangis selama masa kehamilan tak membahayakan bayi yang dikandung. Namun, apabila rasa sedih tersebut memicu bumil depresi tentu akan berdampak negatif pada sang jabang bayi. Untuk itu, bumil perlu mengatur stres agar tak merasakan kesedihan yang berlarut-larut.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.