Mahkota Pengantin Adat Lampung. (Google/Bride Story)
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku, bahasa, dan budaya.
Keberagaman yang ada di Indonesia juga mempengaruhi adat dan pakaian dalam suatu pernikahan. Mungkin kita hanya mengetahui istilah suntiang merupakan mahkota bagi pengantin wanita yang lahir di pulau Sumatera.
Faktanya, meskipun satu kepulauan, setiap daerah tentunya memiliki sebutan dan makna tersendiri dari setiap mahkota yang dikenakan pengantin perempuan.
Tak cuma suntiang, berikut 9 mahkota pengantin wanita yang sama memukaunya ini juga berasal dari pulau Sumatera.
Sigokh atau Siger Lampung merupakan mahkota pengantin wanita yang terbuat dari logam berwarna emas dan memiliki bentuk yang sangat khas. Setiap lekukan dari siger Lampung mencirikan asal daerah siger berasal. Ada adat siger Saibatin dan Pepadun.
Mahkota Palembang atau Mahkota Aesan Gede atau Karsuhun merupakan mahkota pengantin wanita yang bermakna penghormatan dan penghargaan atas kehadiran wanita sebagai jalan kelahiran dan asal kehidupan.
Mahkota Bulang merupakan mahkota pengantin wanita yang berasal dari adat Mandailing. Lapisan emas pada mahkota bulang ini mencirikan status sosial sang wanita serta bermakna sebagai wanita yang siap mengemban kehidupan rumah tangga sebagai ibu dan istri.
Meskipun sama-sama bersuku Batak, tetap saja memiliki adat yang berbeda antara Batal Mandailing dan Batak Karo. Makna mahkota pengantin wanita pada adat Batak Karo ini melambangkan kekeluargaan dan gotong royong.
Mahkota pengantin wanita satu ini berasal dari Kepulauan Riau yang bermakna ketenangan hati dan pikiran.
Mahkota pengantin wanita asal Aceh menandakan bahwa wanita telah dipersunting dan menjadi tanggung jawab suami.
Mahkota pengantin wanita adat Jambi akrab disapa dengan sebutan Korono Mulyo.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.