Sampai usia tiga tahun, bayi belum memiliki kemampuan penalaran. Si kecil murni didorong oleh apa yang diinginkan dan diiringi emosi.

Saat masa-masa ini, si kecil sangat membutuhkan dukungan orang tua untuk mengelola perasaan yang dimiliki. Biasanya ini ditandai dengan merengek dan rewel untuk mengekspresikan apa yang diinginkan.

Anak cenderung sering merengek dan rewel sehingga bisa menguji kesabaran orang tua. Tapi sebenarnya apa alasan bayi merengek?

Rengekan pada bayi dapat dijelaskan sebagai bentuk frustrasi karena ketidakmampuan mereka untuk melakukan suatu tindakan atau hasil yang tak terduga dari tindakan yang dilakukan.

Anak mungkin mulai merengek sebagai respons terhadap sesuatu atau untuk mengekspresikan perasaan seperti lapar, sakit, dan lelah. Bayi biasanya mulai merengek pada bulan keempat kehidupan mereka, atau beberapa bulan setelah itu.

Dengan demikian, merengek adalah seruan untuk komunikasi. Tapi apa sajakah berbagai pesan yang bisa disampaikan anak dengan merengek? Berikut beberapa diantaranya:

1. Tak dapat berkomunikasi

Anak akan mengoceh untuk pertama kalinya setelah memasuki usia empat bulan. Orang tua akan melihat bahwa mereka mengoceh secara berbeda dalam situasi yang berbeda.

Meskipun demikian, jangkauan komunikasi efektif anak masih sangat terbatas, dan mereka tak dapat berbagi emosi yang kompleks melalui suara-suara dasar. Akibatnya, kebanyakan bayi mungkin akan merengek dan rewel.

Dengan kata lain, merengek adalah cara terbaik bagi bayi yang belum bisa berbicara, untuk menyampaikan perasaannya dengan cepat.

Baca Juga: Bisa Hambat Perkembangan Anak, Ini Gaya Parenting yang Sebaiknya Tak Dilakukan Moms dan Dads, Apa Ya?

Baca Juga: Menyadari Pentingnya Parenting dengan Kearifan Lokal, Krista Endinda Hadirkan Buku ‘Induk Macan’, Moms Harus Tahu Nih!