Ilustrasi anak laki-laki menangis. (Unsplash/Marcos Paulo Prado)
Apakah anak Anda sering memukul diri sendiri dan membenturkan kepalanya? Tindakan tersebut dikenal sebagai self-injurious behavior (SIB). Meskipun perilaku ini dapat membuat Anda khawatir, biasanya itu hanya fase perkembangan atau cara balita mengekspresikan emosi.
Jika Anda mengamati dengan cermat, anak mungkin akan melukai diri sendiri ketika mereka marah atau ingin didengar. Studi telah menemukan bahwa 15% anak kecil menunjukkan SIB selama tahun-tahun awal perkembangannya.
Selama masa balita anak mungkin belum memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan keinginan mereka secara verbal. Keterbatasan tersebut dapat menyebabkan kemarahan dan frustrasi, sehingga memukul diri sendiri. Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak menunjukkan perilaku seperti itu ketika mereka lelah, kesepian, atau kesal.
Jika kamu merasa khawatir akan perilaku ini, langkah pertama dalam menghentikan perilaku anak melukai diri sendiri adalah mengidentifikasi penyebabnya. Setelah Anda mengetahui penyebabnya maka akan memudahkan untuk melakukan intervensi. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah cedera sampai anak Anda belajar cara yang lebih aman untuk mengekspresikan keinginannya:
Balita tak memiliki kesadaran bahwa membenturkan kepala ke beberapa hal dapat menyebabkan cedera. Jadi, pastikan Anda menciptakan lingkungan yang aman di sekitar mereka dengan menjauhkan mereka dari benda tajam atau memindahkan benda-benda tersebut.
Anda dapat mencegahnya memukul diri sendiri dengan menahan tinjunya atau menahannya di lengan Anda dan menenangkannya. Kuncinya di sini adalah untuk menyediakan lingkungan yang penuh kasih dan nyaman sehingga mereka dapat melepaskan kemarahan dan frustrasi.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.