Menu

Jangan Dibiarkan Ya Moms! Ini Cara Mudah Menghentikan Kebiasaan Anak Memukul Dirinya Sendiri

23 Agustus 2021 10:45 WIB
Jangan Dibiarkan Ya Moms! Ini Cara Mudah Menghentikan Kebiasaan Anak Memukul Dirinya Sendiri

Ilustrasi anak laki-laki menangis. (Unsplash/Marcos Paulo Prado)

HerStory, Jakarta —

Apakah anak Anda sering memukul diri sendiri dan membenturkan kepalanya? Tindakan tersebut dikenal sebagai self-injurious behavior (SIB). Meskipun perilaku ini dapat membuat Anda khawatir, biasanya itu hanya fase perkembangan atau cara balita mengekspresikan emosi.

Jika Anda mengamati dengan cermat, anak mungkin akan melukai diri sendiri ketika mereka marah atau ingin didengar. Studi telah menemukan bahwa 15% anak kecil menunjukkan SIB selama tahun-tahun awal perkembangannya.

Selama masa balita anak mungkin belum memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan keinginan mereka secara verbal. Keterbatasan tersebut dapat menyebabkan kemarahan dan frustrasi, sehingga memukul diri sendiri. Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak menunjukkan perilaku seperti itu ketika mereka lelah, kesepian, atau kesal.

Jika kamu merasa khawatir akan perilaku ini, langkah pertama dalam menghentikan perilaku anak melukai diri sendiri adalah mengidentifikasi penyebabnya. Setelah Anda mengetahui penyebabnya maka akan memudahkan untuk melakukan intervensi. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah cedera sampai anak Anda belajar cara yang lebih aman untuk mengekspresikan keinginannya:

1. Ciptakan Lingkungan yang Nyaman

Balita tak memiliki kesadaran bahwa membenturkan kepala ke beberapa hal dapat menyebabkan cedera. Jadi, pastikan Anda menciptakan lingkungan yang aman di sekitar mereka dengan menjauhkan mereka dari benda tajam atau memindahkan benda-benda tersebut.

2. Buat Anak Nyaman

Anda dapat mencegahnya memukul diri sendiri dengan menahan tinjunya atau menahannya di lengan Anda dan menenangkannya. Kuncinya di sini adalah untuk menyediakan lingkungan yang penuh kasih dan nyaman sehingga mereka dapat melepaskan kemarahan dan frustrasi.

3. Hibur Anak

Gunakan kata-kata yang menghibur dan yakinkan mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jika mereka tidak tenang, beri mereka sesuatu untuk dipegang atau diperas, seperti mainan lunak.

Jika Anda menyadari bahwa pukulan dan gigitan disebabkan oleh rasa sakit saat tumbuh gigi, berikan mereka teether berkualitas baik untuk digigit.

4. Jangan Ikut Marah

Pastikan Anda tak meneriaki atau menghukum mereka karena perilaku seperti itu karena dapat memprovokasi mereka untuk melakukannya lebih sering. Sebaiknya justru lebih baik Anda abaikan reaksi mereka dan fokuslah untuk mengalihkan perhatian mereka dengan memberi mereka mainan favorit mereka, menghibur mereka, atau membawa mereka keluar untuk sementara waktu.

Meskipun SIB umum terjadi pada balita, ini dapat mengindikasikan kondisi medis atau psikologis yang mendasarinya dalam beberapa kasus. Jika SIB anak Anda tetap ada bahkan setelah usia lima tahun, itu mungkin merupakan tanda cacat perkembangan.

Baca Juga: Semua Anak Berhak Mendapatkan Kasih Sayang Orangtua, Benarkah Jika Kurang Bisa Bikin Si Kecil Jadi Pendek?

Baca Juga: Konon Bisa Bikin Anak Cepat Jalan, Benarkah Pijat Bayi Pengaruhi Tumbuh Kembang Si Kecil? Simak Yuk Moms Kata Dokter!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan