Menu

dr. Putri Widi: 'Tes Keperawanan' Tak Ilmiah dan Melanggar Hak Integritas Tubuh!

01 September 2021 16:05 WIB
dr. Putri Widi: 'Tes Keperawanan' Tak Ilmiah dan Melanggar Hak Integritas Tubuh!

Petisi bertajuk #StopVirginityTestsID yang digagas oleh Latisha Rosabelle, seorang siswa SMA pada tahun 2017, dan sampai hari ini telah mendapatkan lebih dari 60 ribu tanda tangan. (Change.org/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Dokter sekaligus penggerak isu kesetetaraan gender, dr. Putri Widi Saraswati, mendukung upaya institusi TNI yang meniadakan tes virginitas atau ‘tes keperawanan’ sebagai syarat bagi kaum wanita yang ingin berkiprah di dunia militer.

Pandangan mengenai ketidaksetujuan ‘tes keperawanan’ pada calon milter wanita ini disampaikan oleh dr. Putri dalam konferensi pers Change.org bertajuk ‘Penghapusan ‘Tes Keperawanan’ Angkatan Bersenjata: Kemenangan Bagi Perempuan?’, yang diadakan bertepatan dengan Hari Polwan yang jatuh pada tepat hari ini, Rabu (1/9/2021).

Sebagai informasi, tak hanya para wanita yang ingin menjadi anggota TNI, calon istri anggota TNI pun nyatanya diharuskan menjalani ‘tes keperawanan’. Bentuk tes ini adalah berupa pemeriksaan himen (hymen), atau yang kerap diartikan dalam bahasa awam sebagai selaput dara. Dalam tes ini, parameter yang dilihat tentunya adalah keutuhan hymen. Jika hymen seorang perempuan masih utuh, maka ia dianggap masih perawan.

Terkait hal itu, dr Putri menyebut, dari segi medis sendiri, ‘tes keperawanan’ itu tak berbasis ilmiah. Mengapa tak berbasis ilmiah? Sebabnya karena biasanya ‘tes keperawanan’ ini mengukur atau hal yang diperiksanya adalah keutuhan hymen, sementara hymen sendiri menurutnya adalah organ yang sampai hari ini tak diketahui fungsinya sebetulnya untuk apa.

“Ada teori yang bilang bahwa ketika masih di dalam kandungan atau sesaat setelah lahir itu fungsinya hymen adalah untuk melindungi vagina saat bayi. Tapi ketika dewasa itu tidak diketahui fungsinya untuk apa. Jadi kita bilangnya organ rudimenter atau organ sisa,” tutur dr Putri.

Kemudian, lanjut dr Putri, hymen ini sendiri adalah sesuatu yang variatif bentuknya, elastisitasnya, tebal tipisnya, dari perempuan ke peremuan itu  gak sama. Jadi variasi ini yang akan menyebabkan ketika misalnya diperlakukan inspeksi, atau misalnya dilihat apakah pernah ada perobekan/luka atau tidak pada hymen, sulit untuk melakukan itu.

“Karena bisa aja misalnya variasi bentuk yang misalnya normal, disangkanya pernah ada perlukaan, padahal bukan. Jadi bahkan ada orang yang hymen itu tebal dan tipisnya berbeda, ada orang yang hanya karena terjatuh itu misalnya hymennya bisa terluka, tapi ada juga orang yang sudah bernah berhubungan seks sekalipun hymennya bisa tidak robek. Jadi karena memang ada variasi tiap orang,” paparnya.

Baca Juga: Lamaran Ayu Ting Ting dan Anggota TNI Terkesan Terlalu Mendadak, Denny Darko Sebut Soal Asumsi 'Liar'! Apa Itu?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Share Artikel:

Oleh: Riana Agustian