Menu

Psikolog: Becandaan Seksis dan ‘Nyerempet’ Itu Bentuk Pelecehan Seksual, Kenali Batasannya Ya Beauty!

02 September 2021 10:15 WIB
Psikolog: Becandaan Seksis dan ‘Nyerempet’ Itu Bentuk Pelecehan Seksual, Kenali Batasannya Ya Beauty!

Seksolog, Zoya Amirin, M.Psi, FIAS. (IG @zoyaamirin/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Dalam dunia kerja akan ada isu-isu yang terjadi antar rekan kerja, salah satu yang kerap terjadi adalah pelecahan seksual.

Menurut psikolog yang juga seorang seksolog, Zoya Amirin, memang, jika dibanding kekerasan seksual, pelecehan seksual terbilang kurang jelas dan ‘abu-abu’. Belum banyak orang yang mengetahui sejauh mana sebuah tindakan bisa dikatakan sebagai pelecehan seksual.

Namun Zoya mengingatkan, kasus ini pun bukan hanya terjadi dari laki-laki ke wanita saja. Wanita ke laki-laki, wanita ke sesama wanita dan laki-laki ke sesamanya pun bisa disebut pelecehan seksual.

Lantas, seperti apa sih bentuk pelecehan seksual di tempat kerja tersebut? 

Zoya mengatakan bahwa pelecehan seksual adalah segala tindakan seseorang yang membuat ketidaknyamanan secara seksual terhadap diri orang lain. Menurut Zoya, ada banyak orang mengalami tapi dia belum tentu sadar lho kalau dia sedang dilecehkan

Jadi, lanjutnya, batasan pelecehan seksual itu sendiri sebenarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk tindakan tingkah laku, mimik muka, suara, bahasa tubuh, perkataan, perbuatan, yang menyebabkan ketidaknyamanan pada diri kita. Tindakan ini biasanya dilakukan secara sepihak sehingga mengakibatkan rusaknya martabat seseorang.

"Hal yang paling susah dibuktiin bahwa itu pelecehan seksual adalah saat bercanda. Misalnya teman kantor bercanda seksis, tiba-tiba merangkul, memegang, dll. Nah, jika sudah menimbulkan ketidaknyamanan pada lawan bicaranya, hal ini tentu saja sudah termasuk pelecehan seksual," ujar Zoya, kepada HerStory,belum lama ini.

“Atau contoh lainnya, ada orang yang mimpi seksual dengan kita dan bilang ke kitanya langsung, itu namanya unwanted sexual attension gitu ya, kita gak pernah minta dia omongin mimpinya, lalu becandaan-becandaan seksis yang nyerempet-nyerempet. Karena kan harus ada consent ya. Kita jg bisa bilang ‘eh ngapain lu cerita-cerita mimpi lu begitu, itu bukan urusan gw, gw sih gak nyaman ya'. Jadi sebaiknya hal-hal yang nyerempet-nyerempet itu jangan dibikin becandaan deh,” papar Zoya.

Zoya pun mengaku sempat mendampingi beberapa klien terkasus pelecehan di tempat kerja ini. Dan menurutnya, kasus pelecehan di tempat kerja ini memang relatif jarang dilaporkan.

“Jadi memang kasus pelecahan di tempat kerja itu relatif jarang dilaporkan ke pihak berwenang ya, karena ini ibaratnya fenomena gunung es. Terutama bagi pekerja perempuan. Karena ada juga istilah relasi kuasa. Jadi relasi kuasa itu biasanya atasannya yang melakukan, atau meskipun jabatannya setara tapi si pelaku itu cenderung lebih mengintimidasi korban. Jadi kadang si korban enggan melaporkan, terutama juga kalau temen sendiri. Kadang kita juga suka gak nyangka suka dilecehin sama temen sendiri. Jadi ada relatif banyak di tempat kerja itu yang tak melaporkan, karena juga menurut aku, ada beberpa tempat kerja itu human resources-nya itu ‘gak siap’,” terang Zoya.

Dikatakan Zoya, ada beberapa alasan mengapa pelaku ‘menormalkan’ pelecehan seksual di tempat kerja. Pertama, bisa karena pelaku tak menyadari bahwa tindakannya itu termasuk pelecehan seksual, atau bahkan mereka juga merasa bahwa tindakan tersebut sebagai bentuk kesenangan dan biasa dilakukan.

“Yang paling annoying yang sering didapat perempuan di tempat kerja adalah rekan-rekannya yang suka becandaaan seksis atau rape jokes. Bersembunyi di balik becandaan ini banyak banget. Becandaan seksis itu membuat perempuan jadi sulit di tempat kerjanya, karena becandaan itu diketawain oleh semua orang, dan itu yang susah untuk memecahnya, untuk menghentikannya. Jadi mungkin dari kasus ini sebaiknya sih kita mulai hentikan dengan gak ikutan ketawa ya di saat ada jokes yang seksis atau rape jokes. Dan rata-rata kalau kita ‘protes’, si pelakunya juga menjawab ‘ah gitu doang, lebay ama lu, orang becanda’,” ujarnya.

Zoya lantas menyarankan, jika seseorang gak nyaman dengan ucapan atau tindakan teman kerjanya, sebaiknya katakan dengan tegas dan jelas bahwa kamu gak suka diperlakukan seperti itu.

“Mau gak mau kita harus bersikap asertif, yaitu kita harus menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan ke orang lain, namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain. At same time kita harus nyari win win solution. Kamu bisa pilih kalimat seperti ‘jangan ngomong gitu ke gw lah, gw gak suka dan itu membuat gw gak nyaman’. Soal respon dia gimana, terserah dia, yang penting kita udah ngungkapin yang kita rasain. Karena respon orang di luar kan gak bisa kontrol kan,” pungkas Zoya.

Baca Juga: Malas Bercinta tapi Suami Getol Minta Jatah? Gimana Sih Solusinya? Simak Yuk Cara Zoya Amirin Moms!

Baca Juga: Moms dan Dads Mulai Bosan dengan Aktivitas Bercinta? Ini Lho Tips Membangkitan Gairah di Atas Ranjang, Auto Makin Panas!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.