Menu

Waspada, Penyakit Fatty Liver Bisa Serang Siapa Saja! Ini Penyebab dan Gejalanya Beauty

10 September 2021 08:35 WIB
Waspada, Penyakit Fatty Liver Bisa Serang Siapa Saja! Ini Penyebab dan Gejalanya Beauty

Ilustrasi penyakit perlemakan hati atau fatty liver (Shutterstock/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Beauty, pernahkah kamu mendengar tentang penyakit fatty liver atau perlemakan hati?

Fatty liver adalah kondisi yang umum dan dapat terjadi pada siapa saja, lho. Namun, pemicu utama penyakit ini akibat konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama pada remaja, serta makanan yang tinggi lemak. Hal tersebut juga menjadi pemicu penyakit liver tertinggi nomor tiga pada orang dewasa.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Pluit, dr. Tities Anggraeni Indra, Sp.PD., penyakit perlemakan hati ini dibedakan menjadi 2, yaitu perlemakan hati alkoholik dan perlemakan hati non-alkoholik.

“Untuk perlemakan hati non-alkoholik ada 2 kondisi yang dikaitkan dengan penyakit ini, yaitu diabetes melitus dan obesitas,” tutur dr. Tities, kepada HerStory, belum lama ini.

Dikatakan dr. Tities, sebagian besar pasien dengan perlemakan hati tak menunjukan gejala maupun tanda penyakit hati.

“Namun, pada kondisi yang sudah lanjut, sebagian ada yang melaporkan keluhan seperti rasa mengganjal di perut kanan atas, lemah dan mual,” ujarnya.

dr. Tities juga mengingatkan, penyakit ini bisa terjadi pada smua usia termasuk anak-anak sekalipun, meski paling banyak dikatakan dari kepustakaan dijumpai pada dekade keempat dan kelima.

Adapun, jenis kelamin yang dominan terkena penyakit ini dikatakan perempuan, meskipun ada beberapa studi yang menunjukan laki-laki lebih dominan terutama pada perlemakan hati alkoholik.

“Penyakit ini bisa terjadi pada semua usia termasuk anak anak. Apalagi pada anak-anak dengan pola diet yang tak baik seperti konsumsi makanan berlemak atau junk food berlebihan dan menderita obesitas,” paparnya.

Lantas, bagaimana langkah pengobatan penyakit ini?

Soal itu, dr. Tities bilang, sampai saat ini pengobatan penyakit ini lebih ditujukan untuk mengontrol faktor risikonya seperti mengurangi berat badan dengan mengontrol pola diet dan berolahraga teratur.

Apabila pasien merupakan pecandu alkohol pun dokter akan menyarankan untuk menghentikan konsumsi alkohol. Lalau, apabila pasien terbukti penderita diabetes maka diberikan obat-obatan antidiabetik atau insulin untuk mengontrol gula darah sekaligus mengontrol resistensi insulin.

“Pemberian obat-obatan Hepatoprotektor seperti Ursodeoxycholic Acid dan antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C lebih ditujukan untuk mencegah progresifitas perjalanan penyakit ini. Meskipun masih diperlukan penelitian-penelitian lanjutan untuk membuktikan konsistensi peranannya dalam tatalaksana penyakit perlemakan hati,” terangnya.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan