Menu

Waspadai Sejak Dini! Kata Dokter Ini Sederet Gejala Penyakit Jantung

13 September 2021 09:00 WIB
Waspadai Sejak Dini! Kata Dokter Ini Sederet Gejala Penyakit Jantung

Ilustrasi wanita yang mengalami sakit jantung. (pinterest/freepik)

HerStory, Bogor —

dr. Nadia Mulyadi, Sp.JP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Mayapada Hospital Kuningan (MHKN) membeberkan cara paling awal untuk mengetahui gejala penyakit jantung.

Adapun, kata dr. Nadia, gejala yang khas pada penyakit jantung pertama adalah terdapat nyeri dada. Biasanya di dada kiri, kemudian bisa menjalar ke rahang kiri, tangan kiri, semua yang terdapat di bagian kiri dari dada.

“Pertama, kita harus mengetahui dulu gejala penyakit jantung itu apa saja. Gejala yang khas pada penyakit jantung pertama adalah terdapat nyeri dada. Biasanya di dada kiri, kemudian bisa menjalar ke rahang kiri, tangan kiri, semua yang terdapat di bagian kiri dari dada. Biasanya timbul pada saat aktivitas fisik, atau pada saat emosional, kemudian hilang dengan istirahat atau dengan pemberian obat di bawah lidah,” terang dr. Nadia, sebagaimana dikutip dari laman mayapadahospital, Senin (13/9/2021).

Dikatakan dr. Nadia, gejala nyeri dada ini sendiri terkadang tak khas, misalnya pada pasien wanita, pasien usia lanjut, dan pasien dengan penyakit diabetes melitus.

“Jadi untuk mengetahui gejala awal dari penyakit jantung perlu sekali memeriksakan diri secara rutin pada dokter agar mengetahui risiko apa yang Anda miliki pada penyakit jantung,” terangnya.

dr. Nadia melanjutkan, penyakit jantung memiliki 2 faktor. Yakni, faktor yang bisa diubah dan faktor yang tidak bisa diubah. Nah, salah satu faktor yang tidak bisa diubah ini adalah genetik, usia, dan jenis kelamin.

“Pada faktor genetik ini perlu sekali kita tanyakan pada pasien dengan penyakit jantung apakah keluarga memiliki riwayat penyakit jantung,” ujarnya.

dr. Nadia bilang, yang dimaksud dengan keluarga adalah first degree family, jadi ayah kandung, ibu kandung, atau saudara kandung. Disebut memiliki faktor genetik apabila saudara kandung atau ayah kandung usianya kurang dari 55 tahun ketika mengetahui pertama kali mendapat penyakit jantung, sedangkan pada wanita kurang dari 65 tahun.

“Jadi yang penting itu menanyakan pasien/ keluarga pasien kapan pertama kali mengetahui penyakit jantung,” imbuhnya.

Lantas, apakah penderita penyakit jantung bisa mengalami gejala yang lebih berat jika terinfeksi Covid-19? 

Terkait hal itu, kata dr. Nadia, Covid-19 memang memiliki akar risiko kematian dan komplikasi yang lebih tinggi apabila memiliki faktor risiko, salah satunya penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes, juga termasuk usia lanjut dan jenis kelamin pria.

Menurtunya, ada beberapa mekanisme secara medis yang dapat dijelaskan kenapa pasien dengan penyakit jantung memiliki komplikasi yang lebih berat, salah satunya adalah sistem imun tubuh kita.

“Sistem imun tubuh kita pada penyakit dengan Covid-19 tidak hanya menyerang gejala respiratorik (gejala pernapasan), tapi juga gejala jantung, sehingga pasien yang dulu pernah ada riwayat penyakit jantung memiliki komplikasi yang lebih besar untuk menderita komplikasi pada saat pasien menderita Covid-19. Contohnya menderita serangan jantung, atau gagal jantung, atau irama jantung yang tidak teratur,” paparnya.

Lalu, apakah gaya hidup seseorang dengan penyakit jantung akan berubah 100gan sebelum terkena penyakit jantung?

Menurut dr. Nadia, bukan hanya penyakit jantung, tapi semua penyakit, seperti darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, pasti gaya hidupnya harus diubah menjadi gaya hidup yang lebih sehat.

“Gaya hidup yang lebih sehat ini dinikmati saja. Contohnya apa? Yang pasti harus olahraga, kalau yang dianjurkan itu olahraganya adalah moderate activity. Jadi moderate aerobic activity itu adalah 150 menit/minggu, kira-kira adalah 30 menit/hari selama 5 hari. Tapi kalo aktivitasnya lebih berat, boleh 75 menit dalam waktu 1 minggu,” ujarnya.

Tak hanya itu, dr. Nadia pun mengingatkan agar tetap jaga pola makan. Karena pasien penyakit jantung biasanya memiliki faktor risiko yang lebih banyak.

“Jadi dilihat pengendali dari faktor risikonya, misal makan dengan saturated fat yang lebih tinggi, rendah karbohidrat, dan juga kalori yang seimbang. Jangan lupa periksa diri secara teratur ke dokter dan juga minum obat secara teratur,” tuntasnya.

Baca Juga: Gak Cuma Cegah Penyakit Jantung, Ini 3 Manfaat Konsumsi Udang Coklat untuk Kesehatan Tubuh, Moms Sudah Tahu Belum?

Baca Juga: Gak Cuma Baik untuk Kesehatan Jantung, Ini 3 Manfaat Konsumsi Buah Alpukat yang Mujarab untuk Kesehatan Tubuh, Catat Ya Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan