Menu

Menelik Kawasan Glodok, Pecinan Bersejarah di Jakarta

21 Januari 2020 17:00 WIB
Menelik Kawasan Glodok, Pecinan Bersejarah di Jakarta

Seorang wanita dengan aksesoris perayaan Imlek (Instagram/tepenfotoin_)

HerStory, Jakarta —

Beauty, siapa sih yang enggak tahu Glodok? Kawasan Pecinan Glodok ini sudah akrab di telinga masyarakat, khusunya warga Jakarta. Kawasan Pecinan ini merupakan kelurahan dari Taman Sari, Jakarta Barat.

Glodok sering disebut sebagai Chinatown nya Jakarta karena sarat dan kental akan budaya Tiongkok di sana. Selain memiliki masyarakat dengan etnis keturunan Tionghoa, di Glodok juga dijumpai beragam aksesoris dan dekorasi yang menyerupai negeri Tirai Bambu, Tiongkok.

Daerah ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, pada November 1740 silam, Perusahaan Hindia Belanda (VOC) menjadikan Glodok sebagai daerah perumahan bagi etnis Tionghoa. Glodok juga menjadi salah satu pusat perdagangan terbesar untuk barang-barang elektronik di Jakarta. Kalau Beauty, mau cari barang elektronik yang lengkap, mampirlah ke Glodok dna temuka barang yang kamu cari di sana!

Asal nama Glodok

Beauty tahu enggak sih kalau Glodok berasal dari bahasa Sunda "Golodog" yang artinya pintu masuk ke dalam rumah. Melansir dari laman wikipedia, hal ini dikarenakan Sunda Kelapa atau Jakarta merupakan pintu gerbang ke Kerajaan Sunda Kuno.

Ada pula ynag mengatakan nama Glodok berasl dari bunyi"grojok-grojok" air pancuran dari sebuah gedung kecil di tengah halaman gedung Balai Kota yang kini menjadi Museum Jakarta. Dulu, air pancuran itu sering banget dimanfaatkan sebagai air minum kuda-kufa para kompeni Belanda.

Dari nama 'pancuran" itu makanya enggak heran orang menyebut nama daerah ini sebagai Glodok Pancoran.

Kerusuhan yang pernah terjadi

Perlu Beauty tahu, kalau dulu kawasan Pecinan Glodok ini juga pernah terjadi kerusuhan. 9 Oktober 1740 silam, lima ribu orang Tionghoa dibantai dan pada tahun berikutnya, penduduk Tiongkok dikuburkan di Glodok  di luar tembok kota.

Pada 1998, Glodok juga menyisakan pilu setelah terjadinya kerusuhan dengan Pribumi. Dulu, beberapa penduduk Pribumi menuduh keturunan Tionghoa yang tinggal di Indonesia menimbun kekayaan bangsa. Glodok juga menderita kekerasan hebat saat Kerusuhan Mei 1998 lalu.

pada 2006, peristiwa penting lainnya juga terjadi di Glodok. Praktisi Falun Gong dilaporkan diserang saat melakukan meditasi. Peristiwa ini sampai disarankan agar para penyerang dikirim oleh kedutaan besar. Meskipun banyak berita sempat mencatat kemungkinan lain bahwa praktisi Falun Gong telah "mengganggu bisnis" dengan membagikan sebuah pamflet.

Chinatown

Mengesampingkan peristiwa berdarah yang pernah terjadi, Glodok menyimpan sejuta objek wisata di dalamnya. Glodok merupakan Chinatown terbesar di Indonesia dan juga di Dunia. Ada tiga area utama di daerah ini, ada Gang Gloria, Jalan Pancoran, dan Petak Sembilan.

Masyarakat Tionghoa yang datang ke Jakarta pada abad ke-17 memadati kawasan ini dan bekerja seabagi buruh dan pedagang. Makanya enggak heran kalau banyak ditemukan bergama elektronik, aksesoris sarat akan masyarakat Tionghoa, hingga kuliner di Kawasan Pecinan ini.

Saat perayaan Tahun Baru Imlek dan juga Cap Go Meh, Glodok menjadi daya tarik pengunjung yang ingin menikmati perayaan Hari raya Imlek.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata di Jakarta Ini Bisa Kamu Kunjungi Saat Tahun Baru Imlek

Kuil dan Gereja

Di Glodok memiliki tiga kuil yakni Kuil Dharma Bhakti, Kuil Dharma Sakti, dan Kuil Hui Tek Bio. Kuil Dhrma Bhakti  merupakan kuil paling bersejarah di Glodok yang sudah ada sejak 1650 silam, kuil ini juga yang paling tertua di Jakarta lho! Adapun gereja di dalamnya, terdapat Gereja Katolik Santa de Fatima yang dibangun dengan arsitektur Tiongkok.

Baca Juga: Cocok Dipakai Sehari-hari, Ini 3 Jenis Travel Bag Terbaru dari Baller All-Day Collection, Intip Harganya Yuk!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Witri Nasuha