Menu

Kanker Payudara Gak Bisa Dicegah, tapi Bisa Dideteksi Lebih Awal, Yuk Lakukan SADARI!

08 Oktober 2021 16:05 WIB
Kanker Payudara Gak Bisa Dicegah, tapi Bisa Dideteksi Lebih Awal, Yuk Lakukan SADARI!

Ilustrasi kanker payudara (SciTechDaily/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, salah satu kanker yang rawan menyerang kaum Hawa adalah kanker payudara. Kanker ini bisa terjadi ketika sel-sel abnormal di payudara mulai berkembang biak dan membentuk tumor.

Dikatakan Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Kristina Maria Siswiandari, Sp.B. SubBOnk., saat ini kanker payudara pun telah menjadi kanker dengan jumlah penderita terbanyak dan tentunya diderita oleh kaum wanita.

“Saat ini, menurut data Global Cancer Observatory (Globocan), kanker payudara menempati urutan nomor satu atau menjadi yang paling banyak diderita wanita di dunia. Nomor duanya adalah kanker serviks. Nah, peningkatan ini juga mulai dirasakan di Indonesia dan umumnya menyerang wanita berusia sekitar 36 s.d 40 tahun,” papar dr. Kristina saat sesi Instalive ‘Deteksi Dini Kanker Payudara’, sebagaimana dipantau HerStory, belum lama ini.

Dengan adanya peningkatan jumlah penderitanya itu, dr. Kristina pun mengimbau para wanita untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap payudara, sebagai langkah pencegahan dini.

“Deteksi kanker payudara itu harus dilakukan. Karena kanker payudara sendiri berbeda dengan yang lain. Dia tidak bisa dicegah sebenarnya, tapi kita bisa lakukan deteksi lebih awal. Sehingga diperlukan pemeriksaan yang rutin minimal sebulan sekali. Pemeriksaannya bisa dilakukan oleh dokter lewat pemeriksaan radiologi, kemudian kita pastikan lagi dengan pemeriksaan patologi anatomi atau lebih dikenal dengan orang awam itu biopsi,” ujar dr. Kristina.

Selain pemeriksaan dokter, wanita juga disarankan untuk rutin mengecek payudaranya sendiri atau dikenal dengan istilah ‘PerikSA payuDAra sendiRI’ alias SADARI. Dikatakan dr. Kristina, pemeriksaan SADARI ini bisa dilakukan sebulan sekali, atau 2 -3 hari setelah haid bersih.

“Wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebulan sekali, 2 atau 3 hari setelah haid bersih. Jadi gak tiap hari, dan ada cara-caranya juga,” ujar dr. Kristina.

Adapun kata dr. Kristina, cara pemeriksaan SADARI itu terdiri dari dua cara. Pertama, bisa dilihat 2-3 hari setelah haid bersih. Nah, kita bisa melihatnya dengan posisi berdiri.

“Saat berdiri menghadap cermin, kita lihat adakah benjolan yang kelihatan menonjol di payudara. Kemudian apakah puting masuk ke dalam? Apa ada keluar darah dari putting? Apakah ada seperti kempot atau seperti lesung pipi? Dan apakah payudara itu keras? Nah itu yang jadi patokannya,” tutur dr. Kristina.

“Yang kedua adalah dengan cara meraba. Perlu diketahui, meraba payudara harus kita lakukan dalam posisi berbaring. Paling bagus punggungnya diganjal bantal yang tipis kemudian pemeriksaannya menyilang. Jadi tangan kanan posisinya memeriksa payudara kiri, dan tangan kiri memeriksa payudara kanan. Payudara yang sisinya diperiksa akan diangkat ke atas, lalu kita meraba menggunakan 3 jari. Jari ke-2, ke-3, dan ke-4. Lalu kita raba seluruh payudara. Kalau duduk atau berdiri itu gak ada bagian yang jadi patokan yang statisnya. Tapi kalau kita berbaring maka iga-iga itu akan jadi bagian statis maka benjolan itu akan lebih terasa karena permukaannya akan jadi melebar dan rata ke seluruh dada. Jadi harus sambal tiduran, gak boleh sambial duduk atau berdiri kalau mau meraba,” lanjut dr. Kristina.

Selain dengan SADARI, pemeriksaan payudara secara klinis juga mungkin diperlukan untuk menentukan apakah benjolan dan penyebab perubahan pada payudara merupakan tanda dan gejala awal dari kanker payudara.

Adapun, pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh dokter meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti mammografi, magnetic resonance imaging (MRI), dan USG. Jika dari hasil pemeriksaan terdapat kecurigaan akan adanya kanker, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan biopsi.

“Untuk wanita yang berusia di atas 40 tahun itu bisa melakukan screening mamografi, itu di Rontgen dan yang dicari tanda-tanda sel ganas. Tapi kalau wanita itu usianya di bawah 40 tahun, maka pemeriksaan yang dilakukan adalah ultrasonografi atau USG. Sekarang kan udah cukup maju, ada USG 3D juga, jadi bisa dideteksi tanda-tanda awal ganas untuk yang belum bisa di-mamografi,” terang dr. Kristina.

Nah Beauty, jangan segan untuk melakukan pengecekan payudara secara rutin ya, kan demi kebaikan kamu. So, semoga informasinya bermanfaat ya!

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 5 Jenis Kanker Payudara yang Jarang Diketahui, Mana Sih yang Paling Ganas?

Baca Juga: Bisa Dilakukan Sendiri, Ini Cara Melakukan Sadari untuk Deteksi Dini Kanker Payudara, Yuk Rutin Lakukan Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan