Menu

Anti Canggung-canggung Club! Begini Tips Edukasi Seks ke Anak Menurut Psikolog

15 Oktober 2021 13:30 WIB
Anti Canggung-canggung Club! Begini Tips Edukasi Seks ke Anak Menurut Psikolog

Psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener, M.Psi (Instagram/@samantaelsener)

HerStory, Bogor —

Saat ini, tak sedikit orang tua yang menghindari perbincangan mengenai seks dengan anak-anaknya karena masih menganggap topik itu tabu.

Padahal tahu gak Moms, mengajarkan pendidikan seksual sejak dini pada anak sangatlah penting. Lihat saja, di era digital saat ini semua informasi mengenai apa pun, termasuk tentang seks, dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.

Karenanya, kondisi ini membuat anak rawan memperoleh informasi yang salah atau bahkan menyesatkan terkait topik seks. Selain itu, anak juga jadi rentan mengalami kekerasan dan pelecehan seksual jika gak dibekali dengan pengetahuan yang memadai. 

Menurut Psikologi Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, M.Psi., edukasi seksual bukan semata mengenai hubungan seks saja. Orang tua dapat mulai dengan menjelaskan misalnya mengenai perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan secara umum, perubahan tubuh ketika puber, bagaimana kehamilan terjadi, risiko hamil di usia remaja, serta area-area tubuh yang gak boleh disentuh orang asing. Tak lupa, ajarkan pula anak untuk berani menolak atau melarikan diri ketika ada orang asing yang menyentuh area-area tersebut.

“Mengajarkan pendidikan seksual ke anak ini sangat penting dilakukan sejak ini. Untuk itu, mungkin perlu ada ilustrasi seperti memberitahu tentang privasi ketika kita masuk ke kamar mandi. Kita beritahu anak bahwa kita tahu semua orang di kamar mandi itu melakukan aktivitas apa saja, tapi tidak kita bicarakan ke sembarang orang, karena hal itu sangat private. Sangat personal. Begitu juga dengan edukasi seksual untuk anak-anak. Privasi itu perlu kita tanamkan ke dalam diri anak-anak. Bagaimana anak mengenal rasa malu, bagaimana anak mengenal pentingnya kebersihan diri, pentingnya kebersihan organ vital, bagaimana kita membiasakan bahwa ketika kita menjaga itu semua, merawat diri kita, kita tentunya akan memiliih bagaimana kita menjalin perilaku seksual, kapan itu layak kita lakukan, dan resiko-resikonya apa. Ini hal-hal yang harus kita tanamkan ke dalam diri anak, terutama jika anak-anak masih di bawah usia 20 tahun,” papar Samanta, kepada HerStory, Jumat (15/10/2021).

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan