Baru-baru ini, sebuah studi mengatakan bahwa mengobrol atau berbicara dengan suara yang keras lebih berisiko untuk sebarkan virus corona atau Covid-19. Mengapa bisa? Yap, menurut sebuah studi, tetesan dapat tetap menggantung di udara hingga 14 menit lamanya. Wah, bahaya juga, ya!

Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Prosiding National Academy of Sciences, juga menjelaskan bagaimana berbicara normal menyebabkan penularan virus corona melalui udara di lingkungan terbatas. Selain itu, studi tersebut juga mengungkap bahwa orang yang berbicara lebih keras berisiko menyebarkan virus corona.

Baca Juga: Update Corona 25 Mei 2020: 5.642 Orang Berhasil Melawan Virus Corona! Ini Sebaran Kasus Sembuh di Indonesia...

Baca Juga: Waduh! Ternyata Bukan di Wuhan, Hutan Amazon Adalah Sarang Virus Corona Sebenarnya

Baca Juga: Penelitian: Cuci Tangan 6 Kali Sehari Bisa Turunkan Risiko Terinfeksi Virus Corona, Benarkah?

Dalam sebuah percobaan untuk mengetahui berapa banyak tetesan air liur yang dihasilkan saat berbicara, para peneliti meminta sukarelawan untuk mengucapkan kata-kata "tetap sehat" selama 25 detik.

Pemindaian laser menunjukkan bahwa sekitar 2.600 tetesan kecil dihasilkan per detik dari berbicara dengan suara yang normal. Ketika jumlah dan ukuran yang sama diproyeksikan pada volume yang berbeda berdasarkan penelitian sebelumnya, hasil menunjukkan bahwa suara keras dapat menghasilkan tetesan yang lebih besar dan dalam jumlah yang banyak. 

Sekitar 1.000 tetesan virus dihasilkan dalam satu menit berbicara dengan keras dan tetap mengudara selama lebih dari delapan menit. Nah, tetesan tersebut dapat dihirup oleh orang-orang dari jarak dekat. 

Hati-hati, ya, Beauty!