HerStory, Jakarta —

Nama Siti Fadilah kembali jadi perbincangan publik. Ini terjadi lantaran video wawancaranya dengan Deddy Corbuzier di YouTube. Ia secara eksplisit membicarakan mengenai kasus korupsi yang menjeratnya hingga konspirasi virus corona.

Beauty, jika kamu belum tahu mengenai sosok Siti Fadilah, berikut profilnya seperti yang sudah redaksi HerStory rangkum dari berbagai sumber:

Baca Juga: WOW! Ini 5 Profesi yang Didominasi oleh Wanita, Kamu Termasuk Nggak?

1. Latar Belakang Pendidikan

Siti Fadilah Supari merupakan wanita kelahiran Solo, 6 November 1950. Wanita ini memiliki latar belakang pendidikan di dua universitas ternama di Tanah Air. Mengenyam pendidikan S-1 kedokteran di Universitas Gadjah Mada (1976), ia kemudian melanjutkan pendidikan master (1987) dan doktor (1996) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Dokter Spesialis Jantung

Diketahui bahwa saat mengambil gelar master ia memilih  Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dengan kegigihannya dalam menuntut ilmu, tak heran jika selama 25 tahun ia menjabat sebagai ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.

3. Mantan Menteri Kesehatan

Berbicara mengenai pandemi, Siti Fadilah ternyata pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Ia ditunjuk pada tahun 2004-2009 saat masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

Saat menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Siti Fadilah harus dihadapi dengan wabah flu burung dan flu babi. Namun, ia dengan keberaniannya, ia bisa melewati tantangan itu dengan menghentikan penyebaran virus.

Baca Juga: Lika-Liku Perjalanan Bisnis Susi Pudjiastuti, Mulai dari Pengepul Ikan hingga Jadi Menteri Yang Inspiratif

4. Mantan Dewan Pertimbangan Presiden

Setelah tugasnya selesai sebagai Menteri Kesehatan, Siti Fadilah kembali dipercayai oleh Presiden SBY untuk menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2010 lalu.

5. Penulis

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa sosok Siti Fadilah merupakan wanita yang pemberani. Saking beraninya, Siti Fadilah bahkan membuat buku yang bertajuk Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung yang ditujukkan untuk mengkritik kinerja WHO saat menghadapi wabah flu burung. Membuat pihak WHO geram akibat buku yang ditulisnya, akhirnya ia dijebloskan ke dalam jeruji besi hingga saat ini.

6. Terjerat Kasus Korupsi

Saat menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden, Siti Fadilah terjerat kasus korupsi. Dikabarkan ia menyalahgunakan wewenang dalam pengadaan alat kesehatan (alkes) yang merugikan negara hingga Rp6,1 miliar tahun 2005 lalu. Penyelidikan telah dilakukan dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), di Jakarta, menjatuhkan hukuman kepada Siti Fadilah 4 tahun penjara. Enggak hanya itu, ia juga harus membayar denda sebesar Rp200 juta.

Baca Juga: Mengenang Sosok Mien Sugandhi, Mantan Menteri Peranan Wanita di Era Soeharto

7. Heboh Bicara Konspirasi Corona

Siti Fadilah dianggap sukses menghentikan wabah flu burung di Tanah Air, oleh sebab itu saat terjadi pandemi virus corona, Siti Fadilah kembali jadi sorotan.

Dalam kesempatan berbincang dengan Deddy Corbuzier, Siti Fadilah mengatakan ada kejanggalan di balik pembuatan vaksin yang ada kaitannya dengan Bill Gates. Bukan tanpa alasan, Siti Fadilah mencurigai sikap Bill Gates yang sebelumnya telah memprediksi adanya pandemi ini.

"Ada sesuatu yang aneh, saya ikutin Bill Gates ini di forum ekonomi internasional awal tahun. Dia di situ menggebu-gebu bahwa nanti akan ada pandemi. Anehnya dia juga mempersiapkan vaksin. Kenapa ada pandemi selalu ada vaksin. Kenapa pandeminya tidak diselesaikan?" katanya.

"Dia kan bukan dokter, mengapa dia begitu fasih menganalisa akan terjadi pandemi? Menganalisa dunia akan butuh vaksin sekian miliar. Untuk saya itu sesuatu yang tidak masuk di akal saya. Ada apa sih, dia kan pebisnis, ahli komputer, mungkin dia ahli virus, tapi virus komputer, tapi virus manusia berbeda," tambahnya.

Siti Fadilah berkeyakinan bahwa Indonesia sebenarnya mampu untuk membuat vaksin sendiri tanpa harus membeli vaksin dari luar yang membuat pemerintah harus berutang kembali.