Menu

Jejak Sukses Novita Dwi Saraswati: Besarkan Viu Outfitters dan Dukung Konsumsi Mode yang Ramah Lingkungan

03 Desember 2021 13:25 WIB
Jejak Sukses Novita Dwi Saraswati: Besarkan Viu Outfitters dan Dukung Konsumsi Mode yang Ramah Lingkungan

Novita Dwi Saraswati, Owner Viu Outfitters (Instagram/@viu.outfitters)

HerStory, Jakarta —

Wanita dan fashion memang sulit dipisahkan. Jika wanita melihat fashion sebagai peluang untuk memajukan perekonomian, hal itu menjadi pemikiran yang tepat dan cerdas. Pemikiran itu pun dilakukan oleh Novita Dwi Saraswati, dengan membuat lini clothing line bertajuk Viu Outfitters.

Saat ditemui HerStory di acara Indonesia Diaspora Festival 2021, wanita lulusan University of Applied Sciences Leipzig, Jerman, jurusan Business Information System ini pun tak segan menceritakan awal mulanya dia terjun ke dunia bisnis.

“Aku mulai bisnis ini sekitar Juni 2020 lalu, saat pandemi kan itu. Jadi karena kita diharuskan di rumah aja kan saat itu, jadi aku gak bisa keluar rumah untuk bekerja. Di satu sisi aku juga belum bisa mempercayakan anakku untuk diasuh orang lain, jadi menurutku bisnis ini jadi solusi juga buat aku. Jadi aku pun berinisiatif untuk jadi wanita yang mandiri secara finansial, yakni membuat baju, sekaligus aku juga gak mau kan ninggalin anak aku sendirian di usia golden age-nya ini, jadi lahirlah bisnis ini,” beber Novita, kepada HerStory, belum lama ini.

Lantas, kenapa Novita memilih bisnis fashion? Diakui Novita, kesukaan dirinya membeli baju secara tak langsung memantik dirinya untuk membuka bisnis baju juga. Memang, bisnis fashion yang digelutinya ini gak relate dengan background pendidikannya di Jerman. Tapi kata Novita, dengan ilmu Business Information System yang dipunyainya ini justri malah membantu dirinya dari segi pemasaran produk Viu OuterFitters.

“Alasan saya terjun ke bisnis fashion karena aku sendiri suka beli baju. Tapi lama-lama ak mikir, kayaknya mending bikin brand baju sendiri aja deh. Memang gak relate ya dengan background pendidikan aku. Malah aku juga kan gak punya basic fashion. Jadi karena aku basicnya bisnis informatika, maka aku mikir gimana caranya agar bisnis aku ini masuk ke sistem informatikanya, karena kan sekarang sudah serba IT. Jadi untuk iklan, branding, semuanya melalui informatika juga, jadi kayak relate-nya itu justru di situ, bukan di fashion-nya,” beber Novita.

Berbeda dengan brand fashion lazimnya, lewat Viu Outfitters ini justru Novita ingin menggaungkan konsep minimalism seperti yang dianut kebanyakan masyarakat di Jepang, ke dalam setiap produk fashion-nya.

Fyi Beauty, gaya hidup minimalis bagi masyarakat Jepang sendiri kita tahu sangat unik dan benar-benar berbeda. Biasanya para minimalis Jepang akan terlihat dari kondisi rumahnya dan pakaiannya. Sebagian besar orang minimalis Jepang hanya akan memiliki beberapa setelan baju saja dan perlengkapan di rumahnya juga hanya terdiri dari beberapa barang yang penting saja. Semuanya diatur serba minimalis dari mulai pakaian hingga benda-benda di sekitar.

“Baju yang aku buat ini menurutku bukan sekedar baju. Karena aku ingin menggiring beberapa konsep minimalis. Nantinya, aku pun bakal fokus bikin outer atau luaran aja. Kenapa? Karena aku ingin mengelola konsep minimalisnya orang Jepang, dan aku ingin alihkan konsep ke orang-orang Indonesia. Karena kan sepengalaman pribadi aku sendiri, temen-temen di Jerman itu bilang kok baju aku banyak banget sih, karena orang Jerman itu bajunya sedikit-sedikit. Aku bilang, iya ya kenapa aku punya banyak baju. Itulah kenapa aku ingin menerapkan konsep minimalis orang Jepang ini produk Viu. Jadinya aku cuma akan memproduksi outer aja, biar gak over production juga kan. Alasan kenapa outer yang aku pilih, karena menurutku dengan outer itu kita bisa melihat berbagai macam look. Outer itu bisa dipaduin sama apa deh, cocok di segala kondisi juga,” beber Novita.

Novita pun melanjutkan, selain mengusung konsep minimalis, produk Viu yang digadangnya ini pun terbilang produk yang sustainable dan eco-design. Karena ia melihat, bahkan melakukan riset juga bahwa dampak perkembangan industri fashion serta perubahan perilaku masyarakat yang kian konsumtif terhadap produk fashion ini ternyata membawa dampak buruk bagi lingkungan. 

Karenanya, lewat bisnisnya ini, Novita pun ingin memulai pergeseran fashion ke arah yang lebih ramah lingkungan. Meski dia bilang upaya yang dilakukannya terbilang skala kecil, tapi bayangkan jika puluhan juta konsumen melakukan upaya yang sama untuk mengubah perilaku konsumsi produk fashion, tentu gerakan ini dapat menjadi aksi yang revolusioner.

“Jadi kenapa dibilang eco-design, karena dari bahan bajunya itu jelas berkualitas, gak mudah rusak. Bisa dipake jangka panjang. Jadi kita gak perlu lah beli baju banyak-banyak. Bahkan saya juga melakukan riset kan kenapa saya mengambil konsep minimalis ini ya karena saya peduli dengan lingkungan juga, selain memilih outer agar tak over-production dan bikin sampah baju menumpuk, konsep minimalisnya diambil, juga ramah lingkungan, sama packaging-nya juga reusable. Dan mungkin ke depannya, aku juga akan membuat campaign tersendiri agar orang-orang tuh realize bahwa betapa banyaknya sampah baju-baju bekas di dunia ini,” jelas Novita.

Lebih lanjut, Novita pun memaparkan pandangannya terkait wanita mandiri secara finansial. Menurut Novita, seorang wanita memang sudah seharusnya memiliki skenario untuk hidup mandiri. Dan untuk bisa menjalankan skenario itu, seorang wanita haruslah mampu mengelola keuangannya sendiri, terlepas dari status wanita itu sendiri, apakah sudah berkeluarga atau masih lajang.

“Menjadi mandiri secara finansial memang sudah bukan 'zamannya lagi' hanya dimiliki pria, tetapi juga sepatutnya dilakukan pula oleh kita para wanita. Dan, dengan menerapkan prinsip kemandirian dalam finansial, kita memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bertahan di segala kondisi. Menurutku, sebaiknya wanita melakukan hal itu. Jangan takut gagal. Kalau misalnya wanita itu gak pernah mencoba, dia sudah pasti 100% gagal. Tapi kalau dia berani mencoba, 50% gagal, 50rhasil,” jelas Novita.

Lebih lanjut, dengan kesuksesan yang sudah didapatkannya sekarang, Novita pun berpesan untuk para pembaca HerStory yang ingin terjun ke dunia bisnis.

“Kita harus berani, punya keyakinan tinggi, dan put your trust in good. Ya karena bisnis itu semua ada di tangah Tuhan, dan I believe it. Aku sebenarnya pulang ke Indonesia setelah 7 tahun di Jerman, tidak ada pengalaman dalam bisnis, ke Jerman pun saat lulus dari SMA, bener-bener gak ada pengalaman bisnis. Yaudah, jadi aku jalankan bisnis ini bener-bener dengan keyakinan aja, dan akhirnya lumayan kan jadi sesuatu yang menghasilkan. Jadi dalam 7 bulan ini ya modalnya balik,” tuntas Novita.

Nah Beauty, semoga kisah sukses Novita ini mengispirasimu ya!

Baca Juga: Mau Beli Baju Lebaran? Cuss Datang ke SPARKLING RAMADAN #BANGGABELILOKAL, Catat Tanggalnya dan Tempatnya Moms!

Baca Juga: 13 Tahun Berkarya, Mayra Indonesia Luncurkan Koleksi Heritage Indonesia, Intip Yuk Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan