Ilustrasi pembengkakan gusi. (Pinterest/Freepik)
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang saat ini banyak diderita masyarakat. Umumnya, penyakit ini kerap tidak memunculkan gejala di awal, dan baru terlihat saat kondisi cukup parah.
Tanda-tanda umum gula darah tinggi termasuk rasa haus yang meningkat dan kebutuhan untuk pergi ke kamar mandi lebih banyak, tetapi para ahli mengatakan mungkin juga ada indikator di mulut.
Yuk, simak penjelasan berikut ini, dilansir dari berbagai sumber, Kamis (9/12/2021).
Para peneliti mengatakan bahwa orang dengan penyakit gusi yang parah (periodontitis) memiliki waktu yang lebih sulit untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap terkendali.
Dilansir dari New York Post, bagi mereka yang gula darahnya tidak terkontrol dengan baik, mereka mungkin mengalami masalah dengan penyakit gusi, kata American Dental Association (ADA).
Sebuah studi sebelumnya yang diterbitkan oleh para ahli di ADA menyatakan bahwa orang dengan diabetes mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit gusi daripada orang tanpa diabetes.
Penyakit gusi adalah infeksi serius yang dalam banyak kasus dapat diobati. Jika dibiarkan dapat menyebabkan kehilangan gigi yang tidak dapat dipulihkan, karena dapat merusak tulang yang menopang gigi.
Para peneliti mengatakan bahwa orang dengan penyakit gusi yang parah (periodontitis) memiliki waktu yang lebih sulit untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap terkendali.
Karena penyakit gusi adalah infeksi, kemungkinan penderita diabetes akan merasa lebih sulit untuk mengatasinya daripada orang lain.
Sebuah studi ADA sebelumnya menemukan bahwa secara umum, penderita diabetes Amerika lebih rentan terhadap kehilangan gigi daripada mereka yang tidak menderita kondisi tersebut.
Sekitar 28 persen penderita diabetes yang diuji dalam penelitian ini telah kehilangan semua gigi mereka.
Minuman asam seperti soda, minuman energi dan air lemon, mengandung asam yang tinggi. Saat dikonsumsi, zat asam tersebut bisa mengikis enamel gigi, yang menyebabkan kerusakan.
Bersihkan setiap hari mulut dan gigi. Selain itu, jangan lupakan juga untuk membersihkan sela-sela gigi.
Gosok gigi secara lembut untuk menghindari pendarahan. Gosok gigi dan gusi selama dua menit penuh, minimal dua kali sehari. Pastikan kita sudah menjangkau seluruh gigi untuk memastikan tidak ada penumpukan plak.
Menggosok atau membersihkan lidah seringkali menjadi hal yang terlupa ketika menggosok gigi.
Padahal, bakteri atau kotoran di lidah juga bisa menyebar ke gigi dan gusi.
Temui dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan rutin. Lakukan minimal setahun sekali untuk mencegah gangguan pada mulut dan gigi kita.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.