Menu

Terungkap! Bukan Karena Galak, Tapi Ternyata Ini Lho Alasan Ibu Gampang Marah Kepada Anaknya

10 Desember 2021 17:20 WIB
Terungkap! Bukan Karena Galak, Tapi Ternyata Ini Lho Alasan Ibu Gampang Marah Kepada Anaknya

ilustrasi seorang anak yang sedang dimarahi ibunya. (Parenting.firstcry.com/Edited by HerStory)

HerStory, Bekasi —

Kerap kali para ibu sering memarahi anak-anaknya, sehingga muncul stigma ibu lebih galak dan bawel daripada ayah.

Kecenderungan ibu kerap marah-marah sebenarnya bisa dikaitkan dengan peran ibu yang harus melakukan pekerjaan banyak secara simultan dalam satu waktu dengan peran berbeda.

Dipaparkan oleh Esta Gracia, pakar relasi keluarga dan parenting, seorang perempuan ketika menjadi ibu harus menjalani peran tambahan. Gak hanya sebagi istri dan anak dari orang tuanya, namun juga sebagai ibu.

"Ada pemicu-pemicu stres yang bisa muncul dari tiga faktor yang biasa disebut biopsikososial model," jelas Esta, sebagaimana dikutip dari laman Suara.com.

Pertama adalah faktor biologis. Saat seorang ibu mengurus anak, terutama batita atau bayi, secara hormonal bisa menjadi gak stabil. Terlebih lagi apabila kondisi ibu kurang tidur yang bisa membuat emosi cenderung enggak stabil.

Faktor kedua adalah rasa stres dan jenuh terhadap rutinitas. Kewajiban yang dijalani sebagai seorang istri dan ibu, terutama sebagai ibu rumah tangga yang memang fokus pekerjaannya adalah mengurus anak memang mudah memicu stres.

"Ada klien yang komplain, kok jadi lebih kekanak-kanakan karena sering nonton animasi, ngobrolnya selalu sama anak, dan nggak ada yang bisa diajak ngobrol, misalnya," lanjut Esta.

Faktor sosial adalah yang ketiga. Sering adanya anggapan para ibu yang cenderung mudah marah tidak mau mencari bantuan, namun justru biasanya yang terjadi adalah saat meminta bantuan, yang mereka dapatkan tidak sesuai harapan.

"Eh malah melakukan mom-shaming, bahkan ada yang melakukan baby-shaming, anaknya yang dikritik," ujarnya.

Hal ini pun kemudian membuat para ibu belajar bahwa saat meminta bantuan, respons yang diterima tidak sesuai harapan dan justru mendapatkan komplain atau kritik terhadap diri mereka atau anak mereka.

Kondisi tersebut membuat seorang ibu jadi lebih mudah marah, sensitif, dan kemudian menggeneralisasi bahwa semua orang tidak akan mau membantunya dan mudah berasumsi negatif.

"Itulah kenapa para ibu cenderung mudah marah. Selain karakter ibu sendiri, karakter anak sendiri, lingkungan sosial berpengaruh terhadap cara ibu mengelola ekspresi pada emosi marah," pungkasnya.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Cherryn Lagustya

Artikel Pilihan