Menu

Perhatian! Kenali Dulu Yuk 4 Jenis Metode Sunat yang Banyak Dilakukan, Mana Ya yang Lebih Aman?

21 Desember 2021 18:40 WIB
Perhatian! Kenali Dulu Yuk 4 Jenis Metode Sunat yang Banyak Dilakukan, Mana Ya yang Lebih Aman?

Ilustrasi alat sunat (Suara.com/Edited by HerStory)

HerStory, Bekasi —

Sunat bagi laki-laki umat muslim hukumnya wajib. Khitan atau sunat biasanya dilakukan saat anak berusia 9-12 tahun. Namun, ada juga orang beragama lain yang memilih disunat karena alasan kesehatan atau lainnya. 

Metode sunat semakin berkembang dari waktu ke waktu. Juga beberapa teknik baru yang dipakai selain metode konvensional bedah sirkumsisi, antara lain dengan menggunakan metode Smartklamp ataupun laser.

Dikutip dari laman sindikasi Suara.com, berikut perbedaan dari tiap metode sunat. Manakah yang lebih aman?

1. Metode bedah konvensional atau sirkumsisi

Metode sirkumsisi merupakan metode bedah minor yang biasa dalam proses khitan. Setelah area mr p disterilkan, akan dilakukan bius lokal, lalu dokter memotong kulit kulup mr p menggunakan gunting ataupun pisau bedah.

Selanjutnya, luka akan dijahit dengan menggunakan benang yang dapat diserap oleh tubuh. Metode inilah yang paling banyak dilakukan oleh tenaga medis profesional dari dulu hingga kini.

Metode bedah sirkumsisi membutuhkan waktu yang lebih panjang, baik saat pengerjaan, maupun proses penyembuhan. Proses khitan biasanya berlangsung 30-50 menit, sementara proses perawatan pasca khitan juga sedikit lebih repot, karena luka tidak boleh terkena air supaya jahitan menutup dengan sempurna. Juga harus dilakukan penggantian perban selama kurang lebih tujuh hari.

2. Metode sunat smartklamp

Ada beberapa metode klamp, tetapi yang paling sering digunakan adalah metode Smartklamp. Alat Smartklamp ini memiliki beberapa ukuran sesuai umur dan ukuran penis.

Setelah dilakukan anastesi lokal, maka tabung Smartklamp akan dimasukkan pada kulup yang akan dipotong, kemudian dijepit dengan pengunci klamp. Setelah 5 hari, maka tabung Smartklamp akan dilepas. Metode ini akan mengurangi risiko perdarahan dan tanpa disertai penjahitan sehingga lebih mudah dalam perawatan paca khitan.

Alat Smartklamp bersifat single use only atau sekali pakai sehingga tidak boleh digunakan berulang. Meskipun terbilang metode yang efektif, tetapi tidak disarankan untuk anak yang hiperaktif ataupun memiliki kelainan fimosis.

Dari segi harga, metode smartklamp juga lebih mahal daripada sirkumsisi.

Baca Juga: Mengenal Hipospadia, Kelainan Genital Anak yang Gak Bisa Sunat, Berikut Ciri-cirinya Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Cherryn Lagustya