Ilustrasi keputihan karena diabetes melitus. (Freepik/nataliakopylcova)
Tentu sudah tak asing ya Moms dengan keputihan? Pasalnya, keputihan memang secara alami terjadi pada saat seorang wanita yang mengalami perubahan sesuai dengan siklus menstruasi.
Biasanya cairan yang keluar berupa cairan kental dan lengket pada seluruh siklus. Namun lebih cair dan bening ketika terjadi ovulasi.
Ada beberapa faktor yang masih dianggap wajar dan aman bila seorang wanita mengalami keputihan. Biasanya, keputihan lebih banyak terjadi ketika seorang wanita sedang mengalami stres, kehamilan, atau aktivitas seksual.
Namun, kamu perlu berhati-hati kalau warna, konsistensi, volume, dan bau keputihan tak seperti biasanya. Biasanya, keputihan juga bisa disebabkan oleh infeksi atau penyakit (seperti kanker servis).
Baca Juga: Sering Alami Keputihanmu? Ini Warna Keputihan Ini Perlu Kamu Ketahui!
Untuk mengetahui apakah keputihan yang saya alami normal atau tidak, perhatikan beberapa hal di bawah ini Moms.
Pada infeksi bakteri, cairan biasanya berwarna putih sampai keabu-abuan dan homogen. Jumlahnya sangat banyak dan lengket, sehingga mudah menempel pada pakaian dalam. Dinding vagina juga dipenuhi oleh lapisan keputihan.
Sedangkan infeksi jamur menunjukkan kekentalan seperti keju atau gumpalan susu. Berwarna putih kekuningan, awalnya sedikit, bila bertambah parah, keputihan semakin banyak jumlahnya.
Pada infeksi parasit, keputihan agak beda. Warnanya kuning kehijauan, lengket, dan jumlah bertambah sedikit demi sedikit per harinya. Kadangkala terlihat buih pada keputihannya.
Baca Juga: Tips Jaga Kesehatan Vagina, Bye-bye Keputihan!
Keputihan yang normal tak berbau, sedangkan keputihan yang gak normal akan menimbulkan bau yang khas. Keputihan akibat infeksi bakteri biasanya berbau amis, sedangkan keputihan akibat infeksi jamur kadangkala tak berbau. Bau yang paling khas adalah pada keputihan akibat infeksi parasit.
Keputihan berbau busuk dan semakin parah ketika berhubungan seksual. Biasanya partner seksual pasien juga mengeluhkan bau tersebut.
Gejala penyerta keputihan juga bisa memberikan petunjuk tentang penyebab keputihan yang dialami. Pada infeksi bakteri, gejala penyerta yang paling sering dikeluhkan adalah rasa gatal. Pasien cenderung menggaruk, sehingga vagina bisa kemerahan sampai lecet.
Pada infeksi akibat jamur, rasa panas pada vagina mendominasi. Sedangkan keputihan akibat parasit biasanya tak menunjukkan gejala penyerta pada fase awal. Namun, bila sudah fase lanjut, gejala penyertanya lebih banyak, yaitu gatal pada vagina, nyeri saat buang air, bahkan nyeri saat berhubungan seksual.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.