Ilustrasi merawat area kewanitaan. (Pinterest/Freepik)
Rahim merupakan organ reproduksi yang memiliki berbagai fungsi salah satunya sebagai tempat pembuahan sehingga terjadi proses kehamilan. Beberapa kondisi membuat wanita melakukan operasi angkat rahim atau disebut sebagai histerektomi.
Kondisi tersebut biasanya terjadi untuk menangani penyakit seperti kanker serviks, endometriosis, nyeri panggul kronis, hingga fibroid rahim. Setelah rahim diangkat, wanita tak akan mengalami menstruasi sehingga tak bisa hamil.
Setelah melakukan histerektomi apakah wanita tetap dapat melakukan hubungan seksual? Hal tersebut boleh dilakukan setelah kondisi pulih yaitu sekitar 6-8 minggu. Namun, setiap orang memiliki tingkat kesembuhan yang berbeda, jadi sebaiknya konsultasikan lebih lanjut kepada ahli untuk mengetahuinya.
Pengaruh pengangkatan rahim terhadap kehidupan seksual berbeda tiap orangnya. Namun, dilansir dari berbagai sumber ada beberapa dampak yang mungkin dirasakan.
Setelah melakukan operasi pengangkatan rahim, beberapa kasus yang terjadi adalah adanya penurunan rangsangan seksual yang dirasakan wanita. Ia kesulitan merasakan sensasi, terangsang, dan lubrikasi saat berhubungan intim.
Hal ini membuat wanita yang sebelumnya aktif secara seksual mengalami penurunan rangsangan setelah menjalani histerektomi abdominal.
Orgasme vagina melibatkan kontraksi panggul bagian dalam. Namun, saat operasi pengangkatan rahim ada beberapa saraf yang ikut terpotong.
Meski begitu bukan berarti wanita kehilangan kemampuan untuk orgasme. Sensasi tersebut dapat dirasakan melalui rangsangan pada klitoris.
Histerektomi yang ikut mengangkat bagian ovarium menyebabkan wanita mengalami menopause. Hal ini dapat membuat vagina menjadi kering. Akibatnya, saat berhubungan seksual wanita akan merasa lebih kesakitan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.