Menu

Melewatkan Sarapan Bisa Turunkan Berat Badan, Benarkah Begitu?

30 Juni 2020 09:13 WIB
Melewatkan Sarapan Bisa Turunkan Berat Badan, Benarkah Begitu?

Sarapan makanan sehat. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Sarapan memang jadi salah satu cara untuk mengisi tenaga sebelum menjalani aktivitas di hari itu. Namun, apakah sarapan benar-benar penting dilakukan? Banyak yang menyebut bahwa enggak sarapan justru bisa efektif menurunkan berat badan lho. Benarkah begitu?

Berbagai penelitian telah mencoba menjawab apakah sarapan sebenarnya lebih penting daripada waktu makan lainnya. Pertanyaan lain berkaitan dengan apakah sarapan merupakan komponen penting dalam strategi penurunan berat badan.

Penelitian sebelumnya berpendapat bahwa makan sarapan dapat membantu orang mempertahankan berat badan yang sehat dengan mempercepat metabolisme dan mengurangi kemungkinan makan berlebihan. Namun, tinjauan yang baru diterbitkan oleh para peneliti di Australia menunjukkan tidak ada cukup bukti untuk mendukung hal ini.

Para peneliti dari Monash University di Melbourne menganalisis 13 uji coba terkontrol secara acak, membandingkan efek makan dan melewatkan sarapan. Uji coba melibatkan lebih dari 500 peserta secara total, yang dilakukan di Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang antara tahun 1992 dan 2016.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang melakukan sarapan cenderung mengonsumsi 260 kalori ekstra per hari dibandingkan dengan mereka yang tak mengonsumsi sarapan. Rata-rata, orang yang sarapan juga juga ditemukan mendapatkan 0,44 kilogram, yang hampir satu pon.

Khususnya, orang yang sarapan juga melaporkan tidak menemukan bukti bahwa terjadi peningkatan pada metabolismenya. Juga tidak ada bukti bahwa mereka cenderung makan berlebihan di kemudian hari.

"Masalahnya adalah mereka yang makan sarapan cenderung berbeda dengan mereka yang tidak sarapan," kata pemimpin penelitian, Flavia Cicuttini, Ph.D., kepala unit muskuloskeletal di Monash, mengatakan kepada Gizmodo.

Ini berarti bahwa sarapan atau tidak semuanya harus dipertimbangkan bahwa setiap individu tak bisa disamaratakan. Mereka memerlukan rekomendasi yang berbeda berdasarkan gaya hidup, massa tubuh, dan faktor lainnya.

"Kuncinya adalah bahwa jika seseorang suka sarapan, itu baik-baik saja. Namun, tidak ada bukti bahwa kita harus mendorong orang untuk mengubah pola makan mereka termasuk sarapan untuk mencegah kenaikan berat badan atau obesitas," sambungnya.

Para penulis mengakui bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum benar-benar dapat membuat pedoman yang kuat dan terinformasi mengenai penurunan berat badana akibat melewatkan sarapan. Untuk banyak kelompok, konsultasi dengan dokter diperlukan karena melewatkan sarapan dapat berbahaya mengingat usia mereka atau kondisi medis.

Sebagai contoh, pasien yang didiagnosis dengan diabetes mungkin harus mengikuti jadwal makan tertentu untuk mencegah lonjakan gula darah. Makan sarapan sehat yang meliputi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian telah dikaitkan dengan pertumbuhan yang tepat dan peningkatan fungsi kognitif pada anak-anak dan remaja.

Baca Juga: 4 Tips Memanfaatkan Tidur Malam untuk Turunkan Berat Badan, Emang Bisa?

Baca Juga: Makan Gorengan saat Sarapan Memang Nikmat, tapi Bahaya Lho Beauty! Gini Lho 3 Cara Kuranginya, Sudah Siap Hidup Lebih Sehat?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan