Menu

Cantik Itu Sehat, Body Shaming Kok Bisa Ada?

03 Juli 2020 18:30 WIB
Cantik Itu Sehat, Body Shaming Kok Bisa Ada?

wanita dan pria yang sedang merayakan sesuatu

HerStory, Jakarta —

Kita pasti pernah mendengar atau bahkan kita sendiri yang mengomentari tubuh seseorang sehingga banyak diantara kita yang akhirnya menyembunyikan ketidaksempurnaan itu. Gak salah, kok, kalau kita mau jadi lebih baik, tapi kita harus tetap menjadi diri kita yang lebih mengetahui apa pun tentang kita, apalagi penampilan kita, apa yang kita sukai dan bagaimana kita mencintai hal itu.

Mempermalukan tubuh orang lain bahkan diri sendiri sering terjadi bahkan di acara televisi, karakter fisik dijadikan lelucon yang dinikmati banyak orang. Tanpa sadar kita berhenti mencintai diri sendiri, bahkan membuat orang berhenti mencintai dirinya sendiri, loh! Mengkritik diri sendiri dan orang lain soal aspek fisiknya menyebabkan lingkaran setan penilaian dan kritik menyakitkan lainnya. Kita ketakutan akan jadi target bahan ejekan kalau gak mengikuti standarisasi penampilan itu. 
Mempermalukan tubuh bisa dengan banyak hal, loh! Kita mengkritik penampan diri sendiri dengan menilai atau bahkan membandingannya dengan orang lain, kaya “aku lebih jelek ya dibanding dia”. Kemudian ada juga mengkritik penampilan orang lain di depan mereka, kaya “kalau pakai baju begitu mana ada yang tertarik sama kamu”. Lalu beberapa akan mengkritik penampilan orang lain tanpa sepengatahuan mereka, contohnya “seenggaknya kamu gak keliatan kaya dia”. Hal ini terjadi terus menerus dan melanggengkan gagasan kalau orang lain harus diadili terutama karena fisiknya.
Semua ini bisa membuat hubungan kita dengan orang lain rusak, loh! Gak semua orang bisa tahan dengan komentar-komentar yang sebenarnya gak perlu kita lontarin cuma buat dibilang lebih baik sama orang itu. Maka, penting buat kita berhenti membiarkan hal itu supaya orang lain paham bahwa mereka juga harus berubah. Bilang kalau “aku tersinggung kalau kamu body shaming gitu” gak akan membuatmu hina, justru dengan pengakuan begitu, kamu punya kekuatan untuk menjaga hubungan karena mereka mengetahui kalau kamu gak nyaman dengan perkataan mereka. Sekiranya mereka semakin jadi, kamu bisa menjauhi lingkungan yang buruk bagi kesehatan mentalmu ini, Dear. 
Kita harus menentang hal ini supaya gak terjadi terus, cara lainnya yaitu latihan mengidentifikasi kenapa kamu kesal dengan suatu situasi, misal kamu merasa ditolak dari suatu lingkungan dan kamu kesal karenanya. Berlatih memikirkannya bisa membuatmu bisa mengucapkannya secara verbal, Dear!
Pikirkan siapa yang baik dalam hidupmu tanpa memandang fisik. Hal ini membuatmu merasa bisa merayakan kemenangan dari penerimaan fisikmu sendiri daripada menerima penolakan dan kritik orang lain soal tubuhmu. Habiskan waktu dengan orang yang membantumu berjuang dengan rasa malu atas tubuhmu sendiri dan melihat diri sendiri sangat baik daripada peduli dengan komentar negatif orang lain.
Hadapi mereka yang body shaming. Bicaralah pada mereka yang masih melakukan body shaming supaya gak lagi mempermalukan fisik orang lain, biarkan orang lain berubah karena keinginannya bukan karena merasa malu dengan tubuhnya sampai harus berubah jadi orang yang gak dia kenali lagi.
Terakhir, temukanlah apapun terutama di dunia internet apapun yang membuat kita bisa merayakan tubuh setiap hari tanpa kecewa dan sedih dengan keadaan yang ada. Kita berhak melakukan apapun untuk membuat diri kita bahagia, Dear!

Baca Juga: Helat Kampanye #TogetherWeShine, Marina Beauty Journey 2024 Kawinkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal dan Semangat Kebersamaan! Seru Banget Lho!

Baca Juga: Kerap Kena Body Shaming, Aurel Hermansyah Sempat Insecure dan Trauma dengan Omongan Netter: Orang Kok Jahat Banget Ya...

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan