Varian Omicron kini tengah menyerang Tanah Air. Bahkan dikatakan pula bahwa Omicron membuat Indonesia memasuki gelombang tiga pandemi virus corona yang telah berlangsung kurang lebih 2 tahun lamanya.

Dikatakan bahwa banyak yang sulit membedakan gejala flu biasa dengan Omicron karena sangat mirip. Tapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa Omicron tidak seperti flu biasa karena infeksi ini lebih berbahaya hingga lebih mungkin membuat pasien dirawat di rumah sakit bahkan ada juga yang meninggal dunia.

Tak hanya itu, WHO juga menyebut penyintas COVID-19 yang telah terinfeksi Omicron dan sembuh juga diperkirakan berisiko mengalami apa yang disebut kondisi long covid. Semua varian, termasuk Delta dan Omicron, menyebabkan gejala yang sama, seperti batuk, demam dan kelelahan.

"Omicron cenderung menyebabkan penyakit parah seperti pneumonia yang mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit," ujar Dean Blumberg, kepala penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Anak UC Davis.

Lorena Garcia, ahli epidemiologi dan profesor di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat juga mencatat bahwa gejala Omicron hampir sama, tetapi pengalaman seseorang dapat sangat bervariasi tergantung pada apakah mereka telah divaksinasi.

“Pada mereka yang sepenuhnya divaksinasi, gejalanya cenderung ringan. Sebaliknya, jika seseorang tidak divaksinasi, gejalanya bisa sangat parah, mengakibatkan rawat inap atau bahkan kematian,” kata Garcia.

Selain itu, Gracia menambahkan bahwa ada beberapa bukti bahwa lebih sedikit orang yang terinfeksi Omicron mengalami kehilangan rasa dan penciuman, gejala umum untuk varian sebelumnya.

"Viral load jauh lebih tinggi di Omicron, yang berarti seseorang yang terinfeksi varian Omicron lebih menular daripada seseorang yang terinfeksi varian Delta," tukas Lorena Garcia.