Menu

Kasusnya Makin Naik, Ternyata Ada Perbedaan Gejala Omicron pada Anak-anak dan Orang Dewasa, Apa Saja?

11 Februari 2022 14:20 WIB
Kasusnya Makin Naik, Ternyata Ada Perbedaan Gejala Omicron pada Anak-anak dan Orang Dewasa, Apa Saja?

Ilustrasi anak menggunakan masker untuk menghindari Covid-19 (hackensackmeridianhealth.org/Edited by HerStory)

HerStory, Bandung —

Varian Omciron kini menjadi salah satu varian yang sedang diwaspadai. Pasalnya, varian Omicron memiliki gejala yang tak biasa dari varian Covid-19 sebelumnya. 

Para ilmuwan masih berusaha mencari tahu penyebab gejala lebih banyak menyebabkan tingkat rawat inap pada anak-anak. Di Amerika Serikat, pasien Covid-19 anak-anak menyumbang sekitar 5 persen dari total rawat inap. Jumlah itu naik empat kali lipat daripada gelombang virus corona sebelumnya.

Kepala divisi penyakit menular pediatrik di University of Utah Andrew Pavia mengatakan, banyak mutasi menimbulkan gejala berbeda dan mungkin sedikit lebih serius terhadap anak-anak daripada populasi orang dewasa. Untuk itu, apa saja perbedaan gejala Omicron pada anak dan orang dewasa? Yuk, simak penjelasan berikut!

Perbedaan Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa

Pavia menjelaskan bahwa lebih cepat menginfeksi sel di saluran napas bagian atas. Sedangkan infeksi di paru-paru tidak terlalu menyebabkan banyak kerusakan, sehingga gejala yang ditimbulkan juga tidak terlalu parah.

Tetapi, bagi anak-anak, infeksi virus corona di bagian saluran napas atas juga sama berbahayanya.

Anak-anak memiliki saluran hidung yang relatif kecil dan dapat dengan mudah tersumbat. Sehingga infeksi saluran pernapasan atas pada anak terkadang memerlukan perhatian ekstra dibandingkan dengan infeksi pada orang dewasa. 

Peradangan saluran napas bagian atas juga menyebabkan anak mengalami batuk 'menggonggong' yang khas. Kondisi itu memperkuat teori bahwa varian kemungkinan menginfeksi anak-anak dengan cara yang berbeda dari orang dewasa.

Bahkan jika anak-anak umumnya sembuh dari infeksi Covid-19 , dokter masih khawatir potensi long covid yang gejalanya bisa bertahan selama berbulan-bulan. Atau pun kondisi langka namun serius yang disebut sistem inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C). 

Spesialis kesehatan wanita dan anak-anak di King's College London Michael Absoud mengatakan, gejala MIS-C biasanya berkembang dua hingga empat minggu setelah infeksi Covid-19 terdiagnosis.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Jasmine Rahmanizahra Sumirat

Artikel Pilihan