Menu

Bikin Greget, Nyebar Foto Orang Sakit Melanggar Etika, Lho!

15 Juli 2020 21:25 WIB
Bikin Greget, Nyebar Foto Orang Sakit Melanggar Etika, Lho!

ilustrasi orang yang sedang memegang hp (Pinterest/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Moms, sering banget ya orang gak paham soal etika dalam menyebarkan foto dan video di sosial media. Paling sering adalah menyebarluaskan soal orang sakit atau jenazah. Padahal hal ini gak baik banget, lho, Moms! Dalam etika jurnalistik (bukan KEJ) saja, menyebarkan foto atau video orang sakit atau jenazah adalah sebuah kesalahan.

Harusnya orang lain memberikan bentuk empati dan respek yang baik dalam persoalan ini, misal gak menyebarkan foto atau video jenazah, apalagi orang sakit. Terlihat lusuh di media sosial gak bikin kamu jadi estetik, lho! Apalagi kalau hal ini gak mendapat persetujuan keluarga atau orang yang bersangkutan, Moms.

Dilansir dari The Spruce pakar etika dari Amerika Debby Mayne menulis bahwa banyak orang gak setuju dengan mengambil gambar di pemakaman karena dianggap nggak menghormati dan menyerang privasi. Menurutnya, pikiran untuk mengunggah gambar jenazah di peti ke media sosial adalah hal mengerikan yang gaak semestinya terjadi.

Selain dianggap mengganggu, kehadiran pelawat yang memotret sana-sini tanpa izin keluarga yang sedang berkabung, lalu menyebarkan foto-foto di pemakaman tersebut, bisa menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Bisa jadi sebagian orang yang masih berduka menjadi lebih terluka ketika mendapati foto keluarganya yang meninggal diunggah di media sosial, lho! Masyarakat Indonesia nampaknya selalu menyepelekan privasi orang lain karena kenyataannya sosialisasi mengenai privasi memang jarang, Moms. Hal ini dimulai dari level keluarga sampai masyarakat luas, membuat kita terbiasa membiarkan orang melanggar batasan privasimu.

Ini bahkan terjadi saat seorang anak selalu dituntut orang tuanya untuk selalu mengatakan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya, dengan kalimat klasik “saya orang tuamu dan saya berhak tahu apa pun soal kamu”, Moms akan belajar bahwa privasi adalah bualan yang gak boleh dipertahankan seseorang. Makanya begitu dewasa ia mengamati teman-temannya rajin mengulik dan mengumbar informasi pribadi orang lain, termasuk soal foto, tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, ia akan makin yakin bahwa itu merupakan kewajaran, Moms.

Sering kali, lantaran merasa sudah berkawan dekat atau anggota keluarga sendiri, etika untuk gak memotret orang berkabung atau sakit tanpa izin diabaikan. Etika semacam ini kenyataannya gak pernah dianggap eksis di negeri ini.

Di Indonesia, menyebarkan privasi orang lain memang jadi momok mengerikan, Moms. Jadi mulai edukasi soal ini bahwa apapun yang bersifat pribadi gak bisa disebar tanpa persetujuan orang lain, ya, Moms! Hal ini bisa memalukan banget di negara lain, pasalnya orang-orang sudah biasa marah-marah kalau difoto dan dipublikasikan tanpa izin, bahkan bisa menuntut karena literasi mereka tentang privasi dan hal pantas atau enggak pantas dibagikan lebih tinggi. Tapi di sini, jangankan menuntut, marah-marah kalau dipotret tanpa izin saja bisa dianggap aneh dan lebay.

Ada baiknya bila Moms mulai membiasakan diri menanyakan apakah sesuatu boleh atau nggak boleh dilakukan. Dalam beberapa konteks, mungkin saja Moms malah ditertawakan atau dianggap konyol masih bertanya seperti itu. Tapi bukankah ini lebih baik daripada bertindak sesuatu dengan asumsi sendiri dan malah menyinggung pihak lain?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.