Bayi terkadang menunjukan banyak perilaku yang bisa saja belum dikenali orangtua. Salah satu yang paling sering adalah bayi gampang kaget. Itu terjadi saat orangtua menggerakkan tubuh ketika tidur, saat membuka pintu, atau bunyi-buyian pemicu lain yang mengganggunya.

Refleks kaget ini biasa terjadi pada 1-3 bulan pertama kelahiran, ditunjukkannya dengan cara mengepal kedua tangannya, menggerakkan kepala secara cepat. Setelah itu, diikuti dengan suara rengekan, menangis lalu rewel.

Ini tentu menyulitkan Moms, terutama saat tengah beristirahat pada malam hari.

Ini normal gak sih? Biasanya sampai usia berapa si kecil sering kaget-kagetan?

dr. Ferry Kristiawan menjelaskan melalui akun YouTube Ensiklopedia Dokter bahwa ini adalah keadaan yang simpel, tapi menjadi masalah jika Bunda tidak memahaminya.

Ini adalah hal normal, yang dialami bayi baru lahir. Justru itu menandakan bayi Moms sedang sehat, buka Dokter Ferry.

Keadaan ini secara medis disebut refleks terkejut atau refleks moro, yang normal untuk semua bayi baru lahir.

Biasanya, refleks ini akan hilang secara alami saat bayi berusia 4-5 bulan, paling lama 6 bulan.

Refleks moro ini juga akan diperiksa dokter saat bayi dibawa ke rumah sakit untuk imunisasi misalnya. Jika refleks moronya bagus, itu tandanya bayi ibu sehat, sambungnya.

Proses tes refleks moro ini biasanya dilakukan dokter dengan membaringkan bayi dengan kepala di atas bantal. Dokter akan mengangkat sedikit kepalanya lalu melepasnya. Jika refleks moronya bagus, bayi akan tersentak dengan mengepalkan kedua tangan dan mengangkatnya.

Kalau nggak ada refleks ini, justu menjadi tanda tanya besar. Saat bayi nggak terkejut sama sekali atau hanya menggerakkan 1 tangan, itu tandanya bayi sedang tidak sehat, jelas dr. Ferry Kristiawan.

Baca Juga: Bisa Bantu Latih Motorik Kasar pada Bayi, Ini 4 Ide Aktivitas yang Wajib Moms Coba, Cuss Catat!