Menu

Hari Perempuan Sedunia: Voice of Baceprot Mendobrak Stigma Gender Lewat Musik Metal, Keren!

09 Maret 2022 19:38 WIB
Hari Perempuan Sedunia: Voice of Baceprot Mendobrak Stigma Gender Lewat Musik Metal, Keren!

Voice of Baceprot. (Istimewa/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Dalam semangat Hari Perempuan Internasional, grup musik metal wanita asal Garut, Voice of Baceprot (VoB) merilis single baru berjudul "Not Public Property" yang bertema tentang pergerakan perempuan.

Fyi Beauty, VoB merupakan band metal asal Indonesia yang sukses membanggakan Indonesia di kancah Internasional. VoB mengumumkan Tur Eropa pada 2021 dalam tajuk “Fight Dream Believe” yang diselenggarakan di 4 negara dan 8 kota.

"Kami sempat bawakan lagu itu saat tur. Lagu ini menjadi sangat penting, bukan hanya untuk kami, tapi juga bagi seluruh perempuan yang kerap mendapatkan perlakuan nggak adil; hanya karena mereka menjadi seorang perempuan. Kami berharap ini bisa memantik perempuan untuk lebih menyalakan keberanian," tutur vokalis dan gitaris VoB, Marsya, saat acara virtual bersama Google, sebagaimana dipantau HerStory, baru-baru ini.

Terkait stereotip dan perlakuan diskriminasi terhadap perempuan, Marsya pun tak menampik bahwa ia dan 2 rekannya yang lain, Rahmawati (bass), dan Euis Sitti Aisyah (drum), pernah mengalaminya. Terutama, terkait hijab yang mereka kenakan dengan genre musik yang mereka bawakan yakni, metal.

“Kita pernah disuruh untuk berhenti bermusik karena mereka mikir kita kurang cocok main musik yang keras dengan penampilan berhijab. Orang-orang menyarankan kalau nggak berhenti musiknya ya sudah lepas hijabnya,” beber Marsya.

“Padahal,kami berniat memberikan hal-hal baik seperti kesetaraan gender. Kami percaya musik, termasuk musik metal, ada bahasa dan pesannya sendiri," tutur Marsya.

Selain itu, kata Marsya, ada pula yang menyarankan agar seluruh personel VoB fokus di rumah.Bahkan menurutnya, VoB pernah disangka menyebarkan pengaruh buruk di lingkungan tempat mereka tinggal.

"Hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita,”ujarnya.

Bahkan ironisnya, kata Marsya, keluarga sendiri pun menentang mereka menjadi pemusik. Alasannya, musik tak dapat menjamin masa depan. 

"Kalau dari keluarga, mereka menganggap profesi sebagai pemusik itu nggak bisa menjamin masa depan kita. Di lingkungan disangkanya kita mau menyebarkan pengaruh buruk," bebernya.

Lantas, gimana cara VoB menghadapi semua komentar dan stigma buruk tersebut?

Masya bilang, ia dan rekan satu bandnya memilih untuk tidak mempedulikan komentar negatif tersebut. 

"Kita memutuskan untuk jalan aja, kalau kita berhenti justru itu yang mereka inginkan. Kita nggak mau menyerah pada ketakutan," tegas Masya.

Pasalnya, kata Masya, dengan bermusik, VoB bisa menyebarkan pesan-pesan positif, seperti isu kesetaraan, lingkungan, keadilan, dan kemanusiaan.

"Kami berniat memasukkan pesan-pesan baik termasuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di musik kami. Kami percaya musik memiliki bahasa sendiri yang bisa menyentuh semua usia dan kalangan," tuturnya,

Kemudian, berkaitan dengan Hari Perempuan Internasional, Marsya bilang, setiap perempuan pasti menyimpan potensi yang besar. Hanya saja, perlu keberanian untuk menunjukkannya.

"Terpenting adalah bagaimana perempuan menyadari potensi itu ada dalam dirinya. Kita harus mendukung mereka untuk membangun keberanian agar mau menunjukkan itu," pungkas Marsya.

Baca Juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional Häagen-Dazs Adakan The Rose Project dan Program Spesial Free Upsize Scoop Khusus untuk Wanita

Baca Juga: Awalnya Direndahkan, Voice of Baceprot Band Rock Asal Garut Sukses Lawan Stigma 'Wanita Tak Hanya di Dapur'!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.