Ilustrasi ibu yang lelah membersihkan rumah. (thissimplifiedhome.com/Edited by HerStory)
Banyak orang yang menganggap menjadi seorang ibu rumah tangga itu mudah. Pekerjaan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dianggap sebuah pekerjaan yang umum danĀ hampir semua orang bisa melakukannya. Padahal hal tersebut bisa memicu stres bagi seorang ibu.
Berikut beberapa alasan mengapa seorang ibu rumah tangga rentan mengalami stres yang perlu kamu ketahui.
Beberapa kegiatan atau pekerjaan fisik yang dilakukan seorang ibu rumah tangga sehari-harinya seperti memasak, belanja, membersihkan rumah, mengurus suami, dan mengurus anak. Terkadang pekerjaan tersebut dilakukan dalam waktu bersamaan seperti memasak semabari menggendong anak dan belanja sembari mengasuh anak.
Ibu rumah tangga diharuskan untuk tetap siaga sepanjang hari apabila terjadi situasi yang tak terduga, seperti anak menangis atau kondisi lainnya. Hal tersebut dapat membuatnya kelelahan dan bisa menyebabkan stres. Membagi pekerjaan rumah dan menyadari bahwa pekerjaan rumah tangga adalah tugas suami dan istri, tentu sangat berarti untuk kesehatan mental seorang ibu rumah tangga.
Saat ini banyak sekali ibu yang mempunyai peran ganda sebagai ibu rumah tangga serta seorang wanita karier. Hal tersebut membuat banyak ibu rumah tangga merasa minder dan sering merasa tidak diakui karena hanya berada di dalam rumah saja.
Apabila saat ini kamu merasakan hal tersebut, segera hindari, karena apa pun pekerjaan yang dipilih oleh perempuan atas hidupnya adalah mulia, berharga, dan setara. Dalam hal ini, tentu sangat diperlukan dukungan orang-orang sekitar dan keluarga, terutama suami.
Ibu rumah tangga kerap kesulitan utuk memiliki waktu luangnya sendiri dikarenakan pekerjaan yang dilakukan terus-menerus. Terkadang dia lupa untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri karena seluruh waktunya diberikan kepada anak dan keluarganya. Minimnya waktu luang tersebut bisa membuat seseorang rentan mengalami stres.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, konstruksi sosial dengan brutal "mengurung" peran perempuan yang kerap membatasi ruang geraknya sebagai mansia. Misalnya saja, masyarakat selalu menyebutkan bahwa setiap urusan keluarganya menjadi tanggungjawab seorang ibu rumah tangga.
Bila ada sesuatu yang salah terhadap anaknya dia kerap dihakimi oleh orang lain, misanya seperti memakai baju yang kotor atau bila anak terlalu kurus. Hal tersebut acapkali membuat seorang ibu rumah tangga merasa stres dan depresi. Lagi-lagi, kesadaran dan dukungan dari orang-orang sekitar, terutama suami sangat dibutuhkan untuk mencegah hal ini.
Itulah empat hal yang membuat seorang ibu rumah tangga sangat rentan merasa stres. Apabila konstruksi sosial terhadap pengkotakkan peran perempuan masih langgeng dipupuk dalam rumah tangga itu sendiri, maka sulit akan sulit untuk terbebas dari keempat hal di atas. Untuk itu, baik istri maupun suami sangat dibutuhkan saling menghargai dan terbuka atas perannya dalam keluarga.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.