Menu

Cuma Wanita yang Harus Menarik Meskipun Work From Home, Kok Gitu?

27 Juli 2020 17:45 WIB
Cuma Wanita yang Harus Menarik Meskipun Work From Home, Kok Gitu?

ilustrasi pelecehan seksual di kantor (pinterest/edited by herstory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, mungkin bagimu work from home (WFH) bikin kamu nggak perlu bangun pagi dan pusing kena macet di jalanan. Selain itu nggak ada lagi kamu memusingkan harus pakai baju apa hari ini dan berdandan. Kerja dari rumah membuatmu nyaman tanpa busana rapi, apalagi berdandan.

Tapi hal ini rasanya nggak berlaku di Inggris, Beauty. Sebuah firma hukum ketenagakerjaan di Inggris, Slater and Gordon, merilis hasil studi yang menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita yang melakukan WFH diharuskan untuk berpenampilan lebih menarik dan menggunakan make up saat melakukan meeting secara virtual.

Enggak main-main, meski banyak perusahaan yang tutup dan lebih memilih bekerja dari rumah, ternyata kasus seksisme masih saja terjadi di dunia kerja. Ini sama saja mengungkapkan bahwa risiko menjadi korban komentar seksis bisa berkurang karena WFH itu mitos. 

Hal ini seimbang dengan studi yang dilakukan oleh Slater and Gordon bahwa pelecehan terhadap wanita justru lebih mengkhawatirkan dan dicurigai semakin berkembang melalui jejaring online. Hampir 40 persen partisipan menyatakan bahwa tuntutan ini hanya ditujukan pada mereka atau wanita lain dalam tim. Sedangkan rekan kerja pria enggak diberikan komentar apapun mengenai penampilan. 

Miris karena ini membuat pekerja wanita merasa dilecehkan dan diperlakukan enggak setara dengan pekerja pria. Studi yang dilakukan pada 2.000 partisipan wanita mengungkapkan bahwa ada sebagian dari mereka yang menerima komentar bernada seksis dari senior di kantor sejak melakukan WFH pada bulan April. 

Hasil riset tersebut juga menyebutkan terdapat 41% wanita menjadi objek seksisme di tempat kerja padahal mereka nggak bertatap muka selama masa pandemi ini. Beberapa komentar menyatakan penampilan yang menarik bisa membantu perusahaan memenangkan kontrak bisnis baru. Untuk itu wanita harus berpakaian yang rapi, menarik, dan berdandan demi anggota tim mereka. Sedangkan 38 persen lainnya menyatakan bahwa berpakaian menarik bisa menyenangkan hati klien.

Hal yang lebih memprihatinkannya, survei yang dilakukan oleh Slater and Gordon mengungkap bahwa terdapat 60% wanita yang mengaku enggak berani mengadu kepada HRD karena takut tindakan tersebut berdampak buruk pada karier mereka. 

Dilansir dari Metro UK, Danielle Parsons, seorang pengacara ketenagakerjaan di Slater and Gordon mengungkapkan, “Tindakan ini bukan hal yang benar. Seorang manajer atau siapapun yang memiliki kekuasaan nggak berhak menyarankan supaya wanita berpenampilan lebih menarik secara seksual di tempat kerja meski dilakukan dengan sopan sekalipun,” jelasnya.

Danielle menganggap cara tersebut merupakan bentuk paksaan yang membuat wanita berpikir mereka harus selalu mematuhi perintah manajer dan menyenangkan mereka dari segi penampilan agar sukses dalam berkarier. 

Permintaan seperti ini adalah bentuk diskriminasi dan melanggar hukum. Keinginan tersebut menciptakan lingkungan yang enggak aman dan merendahkan banget seorang wanita, Beauty.

Baca Juga: Marak Kasus Kekerasan Seksual, KemenPPPA Ajak Masyarakat dan Kaum Perempuan Pahami UU TPKS, Cek di Sini Beauty!

Baca Juga: Lawan Pelecehan Seksual, Gojek Bagikan Tips Gunakan Transportasi Online, Perjalanan Jadi Lebih Aman Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.