Menu

Jangan Telat! Pahami Gejala Graves Disease Autoimmune Hyperteroid Ini!

29 Juli 2020 08:30 WIB
Jangan Telat! Pahami Gejala Graves Disease Autoimmune Hyperteroid Ini!

Seorang wanita yang sedang murung (Unsplash/Zohre Nemati)

HerStory, Jakarta —

Tahukah Beauty tentang penyakit Graves Disease Autoimmune Hyperteroid? Ini adalah penyakit kelainan sistem kekebalan yang menyebabkan produksi hormon tiroid berlebihan (hipertiroidisme). 

Gejala yang ditimbulkannya sendiri seperti detak jantung enggak teratur, gondok, diare, gugup atau mudah marah.

Nah, penyakit Graves Disease Autoimmune Hyperthyroid ini pertama kali ditemukan oleh Sir Robert Graves di awal abad 19, Beauty. Saat itu, ini adalah salah satu penyakit yang menyerang tiroid. Kondisi ini mengakibatkan hiperteroidisme, yakni kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi.

Dilansir dari Mayoclinic, gejala dari penyakit ini antara lain ialah detak jantung yang tidak teratur, gondok, diare, gugup atau mudah marah, kelelahan, otot lemah, tangan gemetar, sulit tidur, berat badan turun dan intoleransi terhadap panas.

Bahkan multivitamin yang mengandung yodium, serta makanan seperti rumput laut harus dihindari karena seseorang yang mengidap penyakit Graves mungkin sensitif terhadap efek samping dari yodium. Sementara, rumput laut sendiri dapat memperburuk hipertiroidisme. Jadi harus mulai hati-hati ya, Beauty.

Graves Disease Autoimmune Hyperteroid mengakibatkan dampak cukup serius pada mata, kulit, jantung, tulang, otot, siklus menstruasi, bahkan kesuburan kalau enggak melakukan pengobatan lebih lanjut. Pada mata, akan mengakibatkan penyakit bernama Graves Oftalmopati yang membuat seseorang memiliki penglihatan ganda, sensitif terhadap cahaya, bahkan dapat kehilangan penglihatan. Sedangkan pada jantung, penyakit Graves dapat berujung pada stroke dan gagal jantung.

Penyembuhannya sendiri bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat penghambat beta dan obat antitiroid. Pengobatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 12 – 18 bulan. Pengobatan ini bahkan punya efek samping, lho. 

Bagi sebagian orang akan merasakan alergi gatal dan berkurangnya sel darah putih sehingga lebih rawan terserang infeksi. Terapi radioiodin juga bisa jadi alternatif penyembuhan dari penyakit ini. Tapi, kalau dalam beberapa bulan upaya pengobatan enggak menunjukkan perubahan, harus dilakukan operasi tiroid untuk dapat lepas dari penyakit Graves. Operasi ini bertujuan untuk mengangkat kelenjar tiroid, setelah operasi masih harus mengonsumsi obat tiroid seumur hidup dengan dosis yang berubah-ubah sesuai anjuran dokter. 

Beauty, penyakit ini rawan menyerang wanita berusia 30-40 tahun. Sedangkan untuk kamu yang kembar identik, apabila salah satu terkena penyakit ini, kemungkinan 20% kembaranmu juga dapat mengalami. Mulai jaga kesehatanmu supaya bisa mencegah penyakit ini, ya!

Baca Juga: Darurat Kesehatan Mental, Yuk Beauty Mulai Aware dengan Sekitar, Psikolog Ungkap Flexing dan Narsis Termasuk Lho, Kok Bisa?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.