Menu

Banyak Pasien Alami Kerontokan Rambut Parah, Jadi Gejala Baru Virus Corona?

03 Agustus 2020 11:13 WIB
Banyak Pasien Alami Kerontokan Rambut Parah, Jadi Gejala Baru Virus Corona?

Ilustrasi rambut rontok. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Gejala infeksi virus corona secara umum diketahui berupa batuk, demam dan sakit tenggorokan. Namun, ada beberapa pasien corona yang mengalami gejala lain, seperti kehilangan fungsi indera tertentu hingga kerontokan rambut.

Gejala tersebut dialami oleh wanita asal Long Island, Peggy Goroly. Lebih dari dua bulan setelah dinyatakan positif terkena virus corona, ia mencerikatakan bahwa rambutnya mengalami kerontokan parah.

Wanita berusia 56 tahun ini terinfeksi virus corona sejak 5 Maret 2020 dan hingga kini merasa bahwa dirinya belum benar-benar pulih. Saat terinfeksi virus corona, ia mengalami gejala yang beragam, seperti kelelahan, jantung berdebar, dan sesak napas.

Ternyata Peggy bukanlah satu-satunya orang yang mengalami kerontokan rambut terkait dengan infeksi virus corona. Peggy menjadi bagian dari kelompok dukungan di Facebook untuk pasien COVID-19. Dalam kelompok tersebut, para anggota sering membagikan cerita mengenai gejala jangka panjang yang dialami pasien corona.

"Suatu hari ada seseorang anggota kelompok memposting, 'Apakah ada yang alami kerontokan rambut?' Dan banyak yang menunjukkan gumpalan rambut di tangan. Jadi aku tahu bukan sendiri yang mengalaminya," ungkapnya seperti dilansir dari laman Bussines Insider (3/8/2020).

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa putrinya yang berusia 23 tahun juga terinfeksi virus corona pada bulan April dan mengalami hal yang sama, yaitu kerontokan rambut.

Seperti diketahui bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tak mencantumkan kerontokan rambut sebagai gejala COVID-19, tetapi beberapa dokter telah memperhatikan kondisi ini di antara pasien corona.

"Ini (kerontokan rambut) cenderung terjadi pada orang-orang yang memiliki kasus yang cukup parah," ujar Dr. Nate Favini, pemimpin medis di Forward, praktik perawatan primer yang mengumpulkan data tentang pasien virus corona di seluruh negeri, kepada Business Insider.

Favini mengatakan pasien corona mungkin menderita telogen effluvium, suatu kondisi yang membuat rambut berhenti tumbuh dan akhirnya rontok kira-kira tiga bulan setelah peristiwa traumatis. Sedangkan rata-rata orang sehat kehilangan sekitar 100 helai rambut per hari, orang dengan telogen effluvium mungkin kehilangan sekitar tiga kali lipatnya.

"Ketika tubuh berada dalam situasi yang sangat menegangkan, pada dasarnya mengalihkan energi dari menumbuhkan rambut ke hal-hal yang lebih penting. Stres dapat berupa fisik atau mental," bebernya.

"Kondisi ini biasanya berlangsung selama sekitar enam bulan, dengan pasien kehilangan hingga setengah rambut di kulit kepala mereka," sambungnya.

Baca Juga: Murah Meriah! Ini Rekomendasi Serum Rambut Anti Rontok di Bawah Rp100 Ribu, Ampuh Rangsang Pertumbuhan Makin Tebal dan Kuat!

Baca Juga: Rambut Rontok Terhempas Seketika, Ini 5 Cara Alami yang Wajib Dicoba, Mudah dan Ampuh Banget Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.