Menu

Cantik Bukan Putih Warna Kulit, Tapi Putih Bersih Hatinya dan Sehat Tubuhnya!

05 Agustus 2020 14:15 WIB
Cantik Bukan Putih Warna Kulit, Tapi Putih Bersih Hatinya dan Sehat Tubuhnya!

seorang wanita yang sedang tiduran dan menutupi wajahnya

HerStory, Jakarta —

Bukan hal asing lagi kalau standar kecantikan di Indonesia adalah kulit putih, payudara besar, tubuh langsing, serta kulit jauh dari noda atau kerutan diagung-agungkan dalam budaya negara ini. Media sosial sendiri ikut serta mengagungkan budaya ini dengan mempromosikan produk-produk pemutih kulit yang dilakukan oleh para influencer.

Bahkan nggak jarang produk-produk ini menggunakan gambaran bintang Kaukasian atau oriental yang berkulit terang dan mulus bak porselen dalam promosinya. Kenyataannya saat ini dokter dan klinik-klinik kecantikan yang menjual jasa atau produk untuk menyamarkan, atau mengklaim bisa menghilangkan beberapa kekurangan tubuh seperti kerutan, stretch mark, atau lemak berlebih, agar seseorang bisa setara dengan para model yang nyaris tanpa cacat cela di layar kaca atau lembar-lembar majalah.

Hal ini membuat sebagian wanita merasa minder karena warna kulitnya yang gelap ataupun kusam sampai memilih memberi produk pemutih kulit. Sampai pada saat harga nggak terjangkau membuat oknum nakal menjual produk abal-abal untuk memutihkan kulit. Dilansir dari jurnal “Malu: Coloring Shame and Shaming the Color of Beauty in Transnational Indonesia” (2012) yang ditulis L. Ayu Saraswati, ada beberapa informan wanita yang merasa dirinya nggak percaya diri karena memiliki kulit gelap atau sawo matang. Beberapa dari mereka juga pernah dipanggil “negro”, “dakocan”, atau ejekan lain karena warna kulitnya.

Konsekuensi dan risiko beragam ini masih saja dipertaruhkan sebagian wanita untuk mengejar kecantikan sesuai standar arus utama yang muncul di media-media. Menyadari besarnya risiko yang bisa dihadapi wanita ketika mengejar pencapaian standar kecantikan arus utama, serta bahwa nggak semua orang bisa dan perlu melakukan hal tersebut, sejumlah pihak baik individu, perusahaan, maupun komunitas mulai menyuarakan kampanye penerimaan tubuh secara positif atau body positivity.

Contohnya adalah Tara Basro, ia sempat mengunggah foto diri yang memperlihatkan kekurangan tubuhnya sebagai bagian dari kampanye body positivity. Warganet pun mengapresiasi Tara dan dianggap menginspirasi para wanita lain untuk turut menerima kekurangan tubuh.

Enggak cuma itu, Nipplets yang memproduksi pakaian dalam atau lingerie juga ikut mengampanyekan body positivity. Ida Swasti, pendiri Nipplets yang mengawali bisnisnya sejak 2016 ketika ia mengamati bahwa meskipun ada permintaan, masih sedikit supply untuk produk ini di dalam negeri. Media sosial Ida ini digunakan bukan cuma sekadar memasarkan lingerie saja. Ia secara aktif menyuarakan self love dan penerimaan diri, salah satunya lewat kampanye Real People Real Body beberapa waktu lalu. Dalam kampanye tersebut, ia menggunakan model-model dengan warna dan bentuk tubuh beragam yang nggak melulu mengikuti standar kecantikan arus utama.

Pilihan untuk mengampanyekan hal ini datang dari pengalaman ialah atas kesadaran orang-orang yang sempat merasa nggak percaya diri dengan tubuhnya setelah beberapa teman yang mencelanya karena ukuran payudaranya, warna kulit ataupun bentuk tubuh lainnya. 

Banyak orang-orang yang minder ini harusnya membaca buku dan kutipan positif tentang tubuh dan mulai mengubah cara pandangnya terhadap tubuh sendiri. Setelah berhasil menggaungkan kampanye Real People Real Body, Nipplets juga mengampanyekan penerimaan keberagaman warna kulit tubuh kepada masyarakat.

Model-model berkulit gelap ini bisa dijadikan pilihan untuk menonjolkan kecantikan wanita Indonesia yang umumnya berkulit sawo matang atau gelap. Teruntuk wanita yang merasa kurang atau nggak punya banyak hal cantik pada dirinya, kamu nggak perlu menyetarakan diri dengan standar kecantikan yang ada. Terlepas dari standar itu, kamu masih punya banyak hal lain yang patut dibanggakan, Beauty.

Pada akhirnya kita harus menyadari bahwa cantik ini nggak berdasarkan warna kulit dan standart yang ada soal kecantikan, sebab semua itu bisa luntur, kita hanya perlu menjaga tubuh kita supaya sehat, kulit yang sehat, wajah yang sehat, jasmani yang sehat dan tentunya mental yang sehat juga, Beauty!

Baca Juga: Gak Cuma Bikin Nyaman, Treatment di My Prime Sulap Wajah Glowing Bak Artis Korea

Baca Juga: Resmi Buka di Jakarta, Global Skinquisite Centre (GSC) Hadirkan Korean Beauty Experts dan Teknologi Canggih untuk Rawat Kulit

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.