Menu

Perjuangan Istanbul Convention, Wanita Butuh Ruang Aman!

07 Agustus 2020 19:05 WIB
Perjuangan Istanbul Convention, Wanita Butuh Ruang Aman!

ilustrasi wanita yang saling bahagia dan percaya diri (Pinterest/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, jagat dunia maya pernah dihebohkan dengan ajakan mengunggah foto hitam putih, tepatnya di Instagram. Tren ini bermula ketika aktivis feminis dari Turki mengutuk niatan kelompok tertentu untuk menarik diri dari Istanbul Convention, dimana foto hitam putih sebagai bentuk mengenang para wanita yang tewas dibunuh.

Tren foto hitam putih ini pun menjadi ramai sebagai kesadaran bahwa para wanita ini bisa saja menjadi korban selanjutnya. Dilansir dari Elle, foto hitam putih tersebut kemudian dibarengi dengan hashtag #kad?na?iddetehay?r (katakan tidak pada kekerasan terhadap perempuan) dan #istanbulsözle?mesiya?at?r (tegakkan Istanbul Convention).

Tapi nggak sampai di situ, keinginan Pemerintah Turki untuk menarik diri dari Istanbul Convention juga menyebabkan wanita di Turki marah dan mulai bersolidaritas agar Istanbul Convention tetap dipertahankan pemerintah. Sejauh ini, apakah kamu mulai memahami apa itu Istanbul Convention?

Dilansir dari Konsil Eropa, The Council of Europe Convention on Preventing and Combating Violence Against Women and Domestic Violence atau yang dikenal dengan sebutan Istanbul Convention, merupakan sebuah perjanjian internasional untuk mencegah dan melawan kekerasan terhadap wanita dan kekerasan domestik. Perjanjian ini memberikan perlindungan terhadap wanita dan anak-anak.

Mulai dari Maret 2019, Istanbul Convention sudah ditandatangani dan diratifikasi oleh 34 negara. Turki adalah pelopor yang pertama kali meratifikasi konvensi tersebut pada 12 Maret 2012, kemudian diikuti oleh 33 negara di Eropa, Beauty.

Inilah yang menjadi masalah ketika beberapa kelompok di Turki hendak memutuskan untuk menarik negaranya dari ratifikasi tersebut. Kelompok tersebut berusaha mengadvokasi untuk mengambil alih warisan dan properti yang dimiliki wanita, serta membenarkan kekerasan terhadap anak melalui pernikahan. Kelompok tersebut juga menginginkan bahwa partisipasi wanita di ruang publik dihilangkan dan menginginkan pria untuk menjadi penentu kehidupan wanita.

Kelompok yang menolak Istanbul Convention adalah kelompok yang menolak hak wanita untuk hidup aman dari kekerasan di ruang publik dan ruang pribadi. Alasan mereka menolak konvensi tersebut karena dianggap bukan budaya Turki dan enggak nasionalis.

Ini sama saja dengan kelompok yang menolak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) di Indonesia, Beauty. Para anti feminisme berargumen bahwa hal itu berasal dari luar negeri, kebarat-baratan dan membenarkan seks bebas. Padahal, RUU PKS berusaha memberikan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan, terutama wanita dan anak-anak.

Beauty harus memahami bahwa Istanbul Convention dan RUU PKS memang diadaptasi dari The Convention on Elimination of All Forms of Discrimation Againts Women (CEDAW) atau konvensi untuk menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap wanita, dan Indonesia sudah menandatangani konvensi tersebut pada 24 Juli 1984.

Ketika kamu melihat tokoh-tokoh yang menganggap hak-hak wanita ini adalah produk barat, maka mereka nggak benar-benar memahami masalah ini dan bahkan nggak mengetahui CEDAW. Faktanya, wanita dari seluruh penjuru dunia berkumpul untuk menjadi komite CEDAW.

Beauty, ketika kamu merasa kesetaraan gender itu penting, maka kamu mendukung gerakan feminisme. Rasanya sudah cukup wanita nggak memiliki jaminan hukum untuk bisa hidup aman dan bebas dari kekerasan, termasuk wanita yang menjadi pekerja rumah tangga. Maka dukungan antar wanita ini penting banget untuk sama-sama berjuang. Pada akhirnya, semua wanita yang akan merasakan perjuanganmu dan seluruh wanita yang ikut berjuang untuk keadilan ini.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan