Menu

Waspada! Penelitian Klaim Vape Meningkatkan Risiko Anak Muda Terinfeksi Virus Corona

12 Agustus 2020 13:55 WIB
Waspada! Penelitian Klaim Vape Meningkatkan Risiko Anak Muda Terinfeksi Virus Corona

Rokok Elektrik atau Vape. (Pixabay/Tr?n Ti?n L?c ??)

HerStory, Jakarta —

Di tengah pandemi virus corona yang masih terus berlangsung, kebiasaan anak muda untuk mengisap rokok elektrik atau vape masih digemari. Padahal para ahli telah memperingatkan bahwa vape dapat meningkatkan risiko infeksi virus corona pada kalangan anak-anak muda.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health menemukan bahwa orang-orang yang menggunakan vape 5-7 kali lebih berisiko untuk terinfeksi Covid-19. Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford adalah yang pertama meneliti hubungan antara vaping yang dilakukan para remaja.

"Remaja dan anak-anak muda perlu tahu bahwa jika kalian menggunakan rokok elektrik, kalian kemungkinan besar berisiko terkena Covid-19 karena vape merusak paru-paru," imbau Prof Bonnie Halpern-Felsher, penulis senior studi tersebut dilansir dari The Sun (12/8/2020).

Senada dengan Prof Bonnie, Shivani Mathur Gaiha, seorang sarjana pascadoktoral yang memimpin penelitian ini pun mengatakan bahwa anak-anak muda percaya tak mudah terinfeksi virus corona mengingat daya tahan tubuhnya yang kuat.

"Orang muda mungkin percaya usianya melindungi mereka dari penularan virus atau bahwa mereka tidak akan mengalami gejala Covid-19, tetapi data menunjukkan ini tidak benar," ujarnya.

Gaiha juga memperingatkan bahwa vape merupakan kombinasi dari nikotin dan cairan vape yang dapat membuat anak-anal muda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi virus corona.

"Studi ini memberi tahu kami dengan cukup jelas bahwa remaja yang menggunakan vape berisiko tinggi (terinfeksi corona), dan ini bukan hanya peningkatan risiko yang kecil, ini juga peningkatan yang besar," kata Gaiha

Penelitian ini menunjukkan bahwa anak muda yang menggunakan rokok dan rokok elektrik dalam 30 hari sebelumnya hampir lima kali lebih mungkin mengalami gejala Covid-19, seperti batuk, demam, kelelahan. dan kesulitan bernapas.

"Dan kami perlu memberi tahu semua orang, jika kamu seorang vaper, itu akan meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19 dan penyakit paru-paru lainnya," tutur Prof Halpern-Felsher.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana

Artikel Pilihan