Menu

Musim Mudik Tiba! Dokter Ahli Ingatkan Jangan Vaksin Booster Dadakan Jelang Keberangkatan, Alasannya…

27 April 2022 16:26 WIB
Musim Mudik Tiba! Dokter Ahli Ingatkan Jangan Vaksin Booster Dadakan Jelang Keberangkatan, Alasannya…

Ilustrasi mudik.(Unsplash/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, Lebaran ini kamu mudik kemana nih? Ingat ya, meski tradisi mudik tahun ini sudah direstui Pemerintah, tapi tetap ada sejumlah persyaratan penting yang harus dipenuhi kamu yang mau mudik nih.

Diantaranya, para pemudik minimal sudah melakukan vaksinasi 2 kali dan mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19. Selain itu, pemudik pun harus tetap mengikuti Protokol Kesehatan (prokes) selama perjalanan.

Terkait hal itu, Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), pun mengimbau masyarakat segera vaksin booster Covid-19, sebelum melakukan perjalanan mudik. Mengingat jumlah pemudik yang diprediksikan sekitar 85 juta orang akan mudik. 

“Fenomena mudik ini kan memang gak bisa dihindari. Pemerintah pun sudah mengizinkannya. Dan saya lihat cakupan vaksinasi sejauh ini lumayan oke. Tapi, kalau bisa yanh mau mudik sebaiknya melengkapi vaksinasi booster dulu. Kita kan mau mudik nyaman dan aman, jadi saya berpedan sebaiknya yang belum booster, hendaknya segera melakukannya,” tutur dr. Erlina saat sesi Media Roundtable Efektivitas Vaksin Covid-19 di Gedung Arkadia Green Park, Jakarta Selatan, Rabu (27/4/2022).

Namun, dr Erlina mengingatkan masyarakat yang belum di-booster untuk tidak melakukan vaksinasi mepet jadwal keberangkatan mudik. Karena, terbentuknya antibodi pasca-vaksinasi itu memakan waktu sekitar 2 hingga 3 Minggu lamanya. 

“Gak boleh mepet waktunya, karena perlindungan yang diberkan vaksin itu gak terjdiseketika. Butuh waktu buat vaksin ini bekerja untuk merangsang antibodi. Sekitar 2-3 minggu itu (antibodi) baru terbentuk. Jadi, intervalnya jangan berdekatan dengan mudik,” tegas dr. Erlina.

Menurut dr. Erlina, jika seseorang baru saja vaksinasi dan langsung berangkat mudik dalam waktu dekat. Artinya, orang tersebut belum mendapatkan perlindungan dan tetap berisiko terinfeksi virus Covid-19 selama perjalanan mudik.

"Jadi, kalau sekarang vaksin dan langsung berangkat, itu artinya tubuh belum terlindungi. Kalau nanti terjadi sesuatu yang tak diinginkan kayak terinfeksi, jangan sampai vaksin yang disalahkan," imbuhnya.

Lebih lanjut, dr. Erlina pun mengingatkan masyarakat bahwa vaksinasi saja belum cukup melindungi diri dari Covid-19. Namun, ada banyak faktor lain yang bisa meningkatkan risiko infeksi Covid-19 selama perjalanan mudik, termasuk jumlah virus yang menginfeksi tubuh dan ketaatan menjalankan protokol kesehatan.

“Jangan euforia setelah divaksin, karena vaksin enggak 100% memberi kekebalan. Terus disiplin menjalankan 5M yaitu mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menggunakan masker, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. Ingat, vaksin itu tak bisa berdiri sendiri, harus tetap dilengkapi dengan protokol kesehatan. Meski sudah divaksin, ada faktor expose, ada faktor virusnya berapa banyak juga,” tandas dr. Erlina.

Selain itu, lanjut dr. Erlina, saat ini tak ada jaminan orang-orang yang berada di dekat kita dalam perjalanan mudik pasti negatif Covid-19 karena tak ada lagi persyaratan tes swab antigen untuk pelaku perjalanan dalam negeri.

"Apalagi saat mudik kalau naik kendaraan umum, risiko keramaian tetap ada. Saat antri naik kendaraan dan di dalam kendaraan apalagi harus pulang ke kampung yang butuh waktu berjam-jam, itu kemungkinan bila ada satu orang yang terinfeksi dan tidak menerapkan protokol kesehatan, virus akan bersirkulasi di dalam kendaraan," imbuh dr. Erlina.

Kemudian, dr. Erlina mengibaratkan kekebalan tubuh yang terbentuk karena vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke tubuh sebagai tentara. Jadi, ketika dosis lengkap sudah didapat, artinya pasukan tentara di dalam tubuh sudah banyak dan memberi proteksi yang maksimal.

Nah, akan masalah ketika mereka yang sudah divaksinasi dosis lengkap tapitetap abai dengan prokes, maka kondisi tentara akan keletihan dan habis sangat mungkin terjadi, terlebih lawannya yaitu virus masih ada.

"Dosis lengkap artinya tentaranya kuat memang, kalau musuh datangnya sedikit, bisa dilawan dengan mudah. Jadi persoalan, ketika musuh yang datang banyak, lama-lama tentaranya kewalahan. Terlebih virusnya terus menerus menyerang artinya tubuh terus terpapar dan dengan frekuensi yang sering, orang yang sudah divaksin dosis lengkap tetap akan sakit, atau terpapar tapi tanpa gejala,” pungkasnya.

Baca Juga: Dukung Program Indonesia Bebas Covid-19, Kimia Farma Apotek Gelar Vaksinasi Booster Gratis, Cek Tanggal dan Mekanismenya di Sini Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan