Menu

Miris, Para SPG Fashion Ini Dilarang Makan Malam dan Jadi Gemuk

27 Agustus 2020 11:50 WIB
Miris, Para SPG Fashion Ini Dilarang Makan Malam dan Jadi Gemuk

SPG ini dilarang makan malam dan jadi gemuk (DailyNews/Edited by HerStory)

HerStory, Depok —

Salah satu toko fashion Singapura yang bernama Southhaven diduga menghukum karyawan SPG mereka dengan hukuman yang termasuk ekstrem saat berat badan mereka bertambah atau gagal memenuhi KPI mereka. Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh karyawan mereka yang membagikan pengalaman di emdia sosial.

Merangkum dari World of Buzz, Kamis (27/8/2020) beberapa hukuman termasuk dipaksa melakukan 200-300 jongkok katak saat para SPG ini tak memenuhi target penjualan mereka. Tak hanya itu saja, mereka juga dilarang untuk makan malam dengan alasan bisa bertambah gemuk.

Selain itu, semua karyawan fashion tersebut merupakan wanita berusia 20-27 tahun. Mereka mengakui dipaksa untuk menimbang diri mereka sendiri dan memperbarui pengukuran berat badan mereka pada obrolan grup bernama "Fat Club"

Jika berat badan para karyawannya bertambah, mereka dipaksa membayar denda atau melayani di gudang perusahaan di toko tempat pelanggan, menurut sumber dari laman Asia one.

Para karyawannya itu juga dipaksa untuk membayar sekitar Rp15 ribu sampai Rp50 ribu saat melakukan kesalahan dari beberapa peraturan berikut:

  • Lupa menutup pulpen mereka
  • Tak mengambil pakaian dari kamar pas tepat waktu
  • Lupa mematikan ketel listrik / tak mengisi ulang
  • Menyentuh bagian mana pun dari pintu gudang kecuali gagang pintu
  • Tak keluar dari kasir

Selain itu, para karwayan juga harus menggunakan uang mereka untuk mentraktir karyawan yang bekerja dengan baik untuk makan setiap bulan dan bekerja selama lebih dari 12 jam sehari. Padahal, hanya dikasih 10-20 menit untuk istirahat. Jika mereka mengambil shift ekstra dan bekerja lembur, para karyawan fashion Singapura itu tak akan diberi uang tambahan atau kompensasi.

Salah satu karyawan Malaysia berusia 20 tahun yang bekerja pada toko tersebut mengakui kalau dia bekerja enam bulan setelah menandatangani kontrak kerja sebelum denda dan "pelanggaran" yang ia lakukan dihapus oleh perusahaan.

“Saya terus-menerus khawatir akan didenda. Saya harus memenuhi target penjualan saya setiap minggu jika Tak semua staf akan dipaksa melakukan 200 jongkok katak. Saya sering putus asa dan menangis. " tutur karyawan itu.

Tapi, juru bicara dari Southhaven mengatakan kalau hukuman itu inisiatif yang dipimpin oleh karyawan itu sendiri.

"enggak ada satu pun di atas adalah wajib dan jika karyawan Tak berpartisipasi, itu enggak akan mempengaruhi kinerja mereka," katanya dalam sebuah pernyataan yang direkam oleh portal media China.

Sedangkan hukuman lompat katak 200-300 lompatan, perusahaan ini mengklaim itu bukanlah hukuman, melainkan sebagai cara untuk mendorong karyawan yang tak memenuhi target mereka. Juru bicara tersebut juga membantah kalau para karyawannya dipaksa untuk saling mentraktir makan.

Baca Juga: Cocok untuk Jadi Menu Makan Malam, Ini Resep Kwetiau Goreng Sapi yang Nikmat dan Endul Banget! Dijamin Pasti Kecanduan!

Baca Juga: Jadi Penutup di Fashionality 2023, Malik Moestaram Tampilkan 80 Koleksi yang Memukau Mata

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.