ilustrasi ibu dan anak (Pexels/Ketut Subiyanto)
Narsistik merupakan gangguan kepribadian, di mana seseorang kurang memiliki empati dan cenderung menjadi lebih kritis terhadap orang lain. Hal ini gak hanya terjadi pada orang berusia muda, tetapi juga terjadi pada orang dewasa yang telah menjadi orangtua.
Jika mereka menjadi orangtua, kepribadian tersebut bisa memengaruhi anak mereka di kemudian hari. Pasalnya, seseorang yang narsistik selalu mementingkan diri sendiri.
"Anak itu tumbuh dalam rumah tangga, di mana sifat ini selalu ada. Karena hal itu tidak memiliki konteks untuk mempertimbangkan bagaimana orangtua berperilaku, berbeda dari orangtua lain," ungkap Kepala Psikolog AMFM HealthCare, Meghan Marcum.
Melansir dari Insider, berikut empat tanda sosok orangtua yang memiliki kepribadian narsistik.
Kepribadian narsistik yang mereka miliki cenderung mementingkan diri sendiri. Sebagai orangtua, mereka memandang anak-anaknya sebagai investasi. Meski mereka menunjukkan rasa kasih sayang dan dukungan, itu biasanya gak dilakukan secara tulus.
Meghan Marcum mengatakan, orang yang narsistik bisa cemburu jika orang lain menjadi pusat perhatian, termasuk anak-anaknya.
Menurut Marcum, orangtua narsistik kerap mengabaikan emosi anak dan bisa menimbulkan keraguan diri anak saat tumbuh dewasa. "Ini terjadi karena lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang yang dibutuhkan, untuk membina kesehatan mental tidak ada," ungkap Marcum.
Menurut Marcum, ketika orangtua mengarahkan anak untuk menjadi paling baik, ini akan membuat anak menjadi terbebani bahkan sulit untuk menjadi dirinya sendiri.
Ini dapat menyebabkan anak menjadi sangat kritis terhadap dirinya sendiri, menghindari konflik, dan harus menjadi sempurna setiap saat. Ini bisa berpengaruh terhadap kebiasaan hubungannya di masa depan.
Karena narsistik terlalu fokus pada diri mereka sendiri, orangtua sering mengabaikan emosi anaknya, ungkap Marcum.
Gak hanya itu, orangtua yang narsistik juga tidak memiliki empati, sehingga anak sulit berhubungan dengan orangtuanya karena diliputi perasaan takut, sedih, hingga kecewa. Akibatnya, mereka akan mengabaikan masalahnya sendiri dibanding mencari empati dan dukungan kepada orangtua.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.