Menu

Sering Jadi Alasan Pisah, Haruskah Selingkuh Berujung Perceraian?

20 Juni 2022 07:30 WIB
Sering Jadi Alasan Pisah, Haruskah Selingkuh Berujung Perceraian?

Ilustrasi seorang wanita yang mengetahui suaminya selingkuh dari bekas lipstik pada bajunya. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Menurut survei yang dilakukan Teman Bumil dan Populix terhadap 1.943 responden, 9 dari 10 orang setuju bahwa selingkuh adalah kesalahan yang fatal dalam hubungan. Hal ini karena perselingkuhan bisa merusak fondasi kepercayaan pasangan bahkan tak jarang yang berujung perceraian.

Perselingkuhan sendiri dapat menyebabkan patah hati, kehancuran, kesepian, dan kebingungan pada salah satu atau kedua pihak dalam pernikahan. Mayoritas responden pun merasa pantas jika perselingkuhan menjadi alasan perceraian.

Sementara 64 persen di antaranya merasa bahwa perceraian itu menyakitkan, tetapi perlu dilakukan karena pernikahan sudah tak sehat. Sedangkan sebagian kecil dari mereka atau sekitar 21 persen, merasa bahwa perceraian tak patut dilakukan karena menyakiti anak-anak.

Menaggapi hal tersebut, konselor pernikahan Indra Noveldy mengatakan bahwa setiap orang berhak memilih jalan berpisah jika perselingkuhan terjadi. Walau begitu, tetap ada harapan pernikahan bisa dibenahi dan bertahan dengan perjuangan, serta melalui waktu yang tak sebentar.

"Jika memutuskan untuk konseling, kedua belah pihak akan diajak banyak transformasi dan introspeksi diri. Itulah mengapa tidak banyak orang yang kuat menjalani prosesnya," kata Indra dikutip dari siaran pers Teman Bumil, Senin (20/6/2022).

Lalu, berapa lama boleh berduka jika menjadi korban perselingkuhan? Kata Indra, minimal waktu yang bisa diberikan adalah enam sampai 12 bulan. Apalagi, menjadi korban perselingkuhan bukan hanya menyebabkan duka, tapi juga perlu disertai dengan proses penyembuhan.

"Jika hanya merasa berduka, seseorang hanya akan cenderung mengasihani diri. Dalam proses penyembuhan ini, sadarilah bahwa diri sedang berduka, marah, sakit hati, dan terluka," kata Indra lagi.

Ia pun meminta korban perselingkuhan untuk tak menekan, mematikan, atau menyangkal perasaan, tapi menghadapi semuanya sampai masuk ke fase menerima. Setelah masuk ke fase menerima, di situlah perjalanan penyembuhannya sudah semakin bergerak maju.

Indra pun menegaskan bahwa kunci untuk sembuh dari luka perselingkuhan adalah keluar dari mentalitas korban. Tak perlu menunggu pelaku untuk meminta maaf dulu atau mematok suatu ketetapan tertentu.

"Untuk sembuh adalah tanggungjawab yang punya luka, yaitu diri sendiri. Semua orang punya dua pilihan: Mau terus sakit dan menderita atau memilih untuk sembuh. Kalau mau sembuh, cabut rasa sakit itu dari diri atau cari bantuan pihak ketiga untuk membantu mencabutnya," tutupnya.

Baca Juga: Meisya Siregar Bongkar Rahasia Rumah Tangga, Akui Sudah Lunas KPR di Umur 45 Tahun: Jangan Memaksa Diri Ya!

Baca Juga: Waspada Bisa Jadi Awal Mula Rumah Tangga Retak, Ini 4 Tanda Suami Hilang Gairah Seksual pada Istri, Gawat Banget!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Azka Elfriza